INDONESIAONLINE – Aksi emak-emak menggerebe markas narkoba di Jambi viral di media sosial.

Dilansir dari akun @fakta.indo terlihat emak-emak masuk ke dalam sebuah bangunan yang disebut sebagai markas narkoba di daerah tersebut.

Seorang emak-emak memperlihatkan satu kardus yang diangkatnya. Di kardus terebut terlihat berisikan seperti bong untuk menggunakan narkoba jenis sabu.

“Ni buktinya mau apalagi, ditangkap, mana polisi, tangkap ni, ini buktinyo ado,” teriak salah satu emak-emak sambil memukul-mukul barang bukti yang diangkatnya, Senin (24/7/2023).

Emak-emak tersebut kemudian membanting kardus tersebut dan melanjutkan dengan menggeledah sebuah tas. Video berlanjut dengan memperlihatkan sejumlah pemuda berlarian keluar dari sebuah ruangan setelah beberapa emak-emak ngamuk.

Para emak-emak yang sudah terbakar api emosi itu berteriak dan meminta para pemuda itu untuk membubarkan diri. Lalu, ruangan yang menyerupai kamar kos itu dimasuki dan diobrak-abrik oleh para emak-emak yang membuat barang-barang dari kamar tersebut berserakan di lantai.

Dalam kamar tersebut juga terlihat bong dan korek api yang digunakan oleh para pemuda dalam mengkonsumsi narkoba jenis sabu. Para emak-emak itu lalu membawa barang bukti tersebut ke keluar dan melemparkannya di jalan tepat di depan rumah penggerebekan.

“Nah ini barang buktinya ni, ini tegak, sabu ni,” ungkap salah satu emak-emak yang memakai celana merah dan ikut melakukan penggerebekan.

Baca Juga  Update, Daftar Empat Penumpang Helikopter Polda Jambi yang Berhasil Dievakuasi Hari Ini

Lalu, emak-emak yang berkaos tadi kembali menyerukan agar para pelaku segera ditangkap.

“Ni ni ditangkap polisi,” teriak emak-emak berkaos tadi.

Sementara emak-emak yang lainnya berteriak dan menyebut para pelaku mendapat bekingan dari polisi. Mereka pun meminta bantuan kepada Kapolri.

“Tolong pak kapolri tangkapi anak buah anda itu yang bekingin narkoba,” teriak salah satu emak-emak.

Mereka pun tak segan-segan melontarkan ancaman penggerebekan yang sama jika para pelaku tetap dibiarkan.

“Jika ada lagi, kami akan kembali gerebek kembali,” ancam salah satu emak-emak.

Video penggerebekan yang dilakukan para emak-emak itu viral di media sosial. Video itu pun mendapatkan tanggapan yang beragam dari para netizen.

“Mending emak-emak aja jadi polisi di Konoha, jujur, terpercaya dan lebih sangar,” tulis @andi***

“Polisi nya belum butuh barang nya. Ntar kalo butuh jg digerebek kok bu,” tulis @arifin****

“Mending digantikan emak-emak aja tu polisinya,” tulis @this***.

Terkait viralnya penggerebekan yang dilakukan emak-emak itu, Kapolresta Jambi Kombes Eko Wahyudi mengatakan, aksi itu dilakukan di eks lokalikasi Payu Sigadung (Pucuk) tersebut.

Ia menyebut, penggerebekan tersebut dilakukan satu jam sebelum enam warga sana ditangkap terkait narkoba. Namun, lokasinya berbeda, meskipun berdekatan.

Baca Juga  Turun ke Lokasi Bencana Semeru, Wakil Ketua DPRD Jatim Tunjukkan Power of Emak-Emak

“Pada pukul 14.30 sudah ada TO (target operasi) yang mau kita amankan di daerah Rawasari itu, eks lokalisasi Pucuk itu. Lalu berangkatlah anggota di sana, ada 6 orang yang ditangkap bukan TO itu,” kata Eko.

Namun, saat enam orang diamankan tersebut, diduga ada yang memprovokasi warga. Akhirnya, warga pun melakukan penggerebekan basecamp tersebut.

“Setelah kita amankan di Polresta Jambi. Ada satu orang istri yang tidak terima. ‘Kenapa suami ditangkap, bandarnya tidak’,” ujarnya.

Sementara Kasat Narkoba Polresta Jambi, Kompol Niko Darutama, mengonfirmasi adanya satu orang yang diserahkan ke polisi terkait penggerebekan di basecamp narkoba. Ternyata orang yang diamankan tersebut merupakan si pemilik rumah.

“Kenapa satu yang diamankan, karena dia yang punya tempat. Itupun dia tidak ada di lokasi di sebelahnya,” kata Niko.

Saat diserahkan ke polisi, tak ditemukan adanya barang bukti narkoba, hanya alat hisap dan uang tunai.

“Barang bukti sabu tidak ada hanya duit sama bong sama duit kurang lebih 25 jutaan,” ujarnya.

Ditanya soal aktivitas narkoba, Niko menyebutkan sebelumnya tempat tersebut berada di area depan. “Kalau basecamp itukan dulunya di depan (di luar eks lokalisasi Payo Sigadung). Saya monitor dak ada lagi itu. Gak taunya pindah ke belakang,” katanya (ina/dnv).