Beranda

Harga ‘Jaket Salvador’ Berujung Tragedi: Siswa SMP di Jombang Dianiaya Teman Gara-gara Utang Receh

Harga ‘Jaket Salvador’ Berujung Tragedi: Siswa SMP di Jombang Dianiaya Teman Gara-gara Utang Receh
Ilustrasi kekerasan anak di bawah umur (Ist)

INDONESIAONLINE – Langit di atas sebuah lahan kosong di Desa Sambongdukuh, Jombang, mungkin tampak biasa pada Rabu sore itu, 23 April 2025. Namun, apa yang terjadi di sana jauh dari kata biasa.

Di bawah tatapan sebuah kamera ponsel yang merekam, sebuah adegan brutal terekam: seorang siswa SMP melayangkan pukulan dan tendangan kepada teman sekelasnya sendiri.

Tragedi kekerasan antar teman sebaya ini bukan dipicu masalah besar, melainkan dendam sepele terkait utang sebesar Rp 27.000.

Rekaman berdurasi 3 menit 28 detik itu sempat menyebar cepat di grup-grup Facebook lokal pada Minggu, 4 Mei 2025, sebelum akhirnya dihapus. Video itu menampilkan korban, yang mengenakan kaus hitam dan celana cokelat, duduk tertunduk di tanah.

Di depannya berdiri sang pelaku, berbaju dan bercelana pendek hitam. Ketegangan terasa, lalu tiba-tiba pecah. Pelaku melancarkan serangan tanpa ampun, menendang dan memukul korban yang tampak tidak berdaya. Korban hanya bisa pasrah, menerima setiap hantaman dan tendangan.

Di tengah aksi brutal tersebut, video menangkap momen ketika seseorang lain datang, berusaha menahan pelaku. Namun, upaya itu tak sepenuhnya berhasil; tendangan masih sempat mengenai tubuh korban sebelum rekaman berakhir atau pelaku berhenti.

Kisah kelam ini segera menarik perhatian pihak berwajib. Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan membenarkan insiden perundungan tersebut dalam jumpa pers pada Senin, 5 Mei 2025, di Mapolres Jombang.

Ia mengonfirmasi bahwa pelaku, seorang siswa SMP berusia 15 tahun, telah diamankan oleh Polsek Jombang. “Benar bahwa Polsek Jombang telah berhasil mengamankan satu orang pembullyan atau penganiayaan terhadap anak di bawah umur,” ujar Ardi.

Menurut keterangan pelaku kepada polisi, aksi penganiayaan itu berakar dari rasa sakit hati. Ia menagih utang Rp 27.000 kepada korban. Utang itu, kata pelaku, digunakan korban untuk membeli jaket “Salvador”, sebuah item yang disebut-sebut sebagai identitas gerombolan bermotor di Jombang.

Namun, bukan hanya tak kunjung dibayar, korban justru disebut-sebut mengolok-olok pelaku saat ditagih. Rasa sakit hati inilah yang membuat pelaku hilang kendali dan mendatangi korban untuk melakukan penganiayaan di lahan kosong tersebut.

Saat ini, pelaku masih berada di Unit PPA Satreskrim Polres Jombang. Mengingat statusnya sebagai anak di bawah umur, proses hukumnya tidak bisa disamakan dengan pelaku dewasa. Polisi sedang berkoordinasi dengan pihak Balai Pemasyarakatan (Bapas) dan Dinas Sosial Jombang untuk menangani kasus ini sesuai dengan undang-undang yang berlaku untuk anak yang berhadapan dengan hukum.

“Bagaimanapun anak yang berhadapan dengan hukum ada aturan tersendiri yang mengaturnya,” kata Ardi, menegaskan bahwa pelaku tetap diamankan demi proses penyelidikan.

Sementara itu, rekaman video penganiayaan itu sendiri masih menjadi bagian dari penyelidikan polisi. Penyidik mendalami apakah ada elemen tindak pidana lain yang terkait dengan pembuatan dan penyebaran video tersebut.

Kisah ini menyisakan kepedihan: bagaimana konflik sepele berbalut utang kecil dan rasa sakit hati bisa berujung pada kekerasan brutal yang terekam dan nyaris tersebar luas. Sebuah pengingat getir tentang kerentanan hubungan antar remaja dan dampak mengerikan dari perundungan di lingkungan sekolah.

Polisi kini memegang peran penting untuk mengungkap tuntas dan memastikan keadilan, sambil tetap memperhatikan penanganan khusus untuk pelaku yang masih di bawah umur (ar/dnv).

Exit mobile version