INDONESIAONLINE – Jember Fashion Carnival (JFC) tahun ini yang memasuki pegelaran ke-20 rupanya menjadi ajang kreativitas dan unjuk kebolehan para desainer, baik tingkat lokal maupun nasional. Salah satunya datang dari desainer asal Bondowoso Abata Bayu.

Pria yang sudah lama berkecimpung di dunia fashion sejak bergabung dengan JFC beberapa tahun silam itu mendesain busana dengan tema Madurese (etnik Madura). Uniknya, Bayu justru mendesain kostum  Madurese ini terinspirasi dari produk   Sharp, salah satu merek elektonik ternama di Indonesia.

“Saya membuat desain busana ini terinspirasi dari logo Sharp. Warna logo Sharp yang identik dengan warna merah hitam dan putih membuat saya tertantang untuk menuangkannya ke dalam sebuah karya busana. Sehingga dalam pikiran saya langsung tertuju pada kostum orang Madura yang identik dengan warna-warna tersebut,” ujar Abata Bayu Sabtu (6/8/2022), saat menggelar press conference dengan sejumlah wartawan.

Menurut Bayu, warna merah dan putih merupakan simbol pakaian bagian dalam ala Sakera. Dan warna hitam pakaian  yang dikenakan di bagian luar merupakan pakaian khas yang dipakai  penjual sate.

“Karena ketiga warna tersebut biasa dipakai oleh penjual sate, maka dalam desain kostum Madurese ini, kami menyelipkan tusuk sate sebagai aksesori atau ornamen dalam rancangan busana yang kami desain. Hal ini sebagai ikonik, sehingga dengan melihat kostum saja, orang akan tahu jika itu adalah fashion khas Madura,” ungkap pria yang juga pernah menjadi desainer salah satu kontestan Putri Indonesia asal Lombok itu.

Baca Juga  7 Film yang Ditunggu Tahun 2023, Cek Daftarnya

Selain itu, Abata Bayu menyampaikan, dengan kostum khas Sakera ini, dirinya ingin mengangkat sifat kerja keras dari masyarakat Madura. “Warna merah merupakan warna corporate Sharp. Bagi budaya Jepang, warna merah melambangkan kedamaian dan kemakmuran. Sedangkan warna hitam melambangkan sikap gagah dan pantang menyerah masyarakat Madura. Garis-garis merah dan putih memperlihatkan sikap tegas yang dimiliki orang Madura. Dan  gaya pakaian yang serba longgar melambangkan kebebasan dan keterbukaan orang madura,” jelas Bayu.

Pandu Setio, head of PR & Brand Communication Manager PT Sharp Elektronik Indonesia, yang ikut mendampingi Abata Bayu dalam kesempatan tersebut menyatakan, kolaborasi ini merupakan rangkaian kampanye  Sharp Indonesia yang memiliki slogan Be Your Self Be Original. Slogan tersebut menggaungkan pesan positif yang artinya menjadi diri sendiri.

“Kolaborasi kami dengan Mas Abata Bayu serta slogan dari Sharp sendiri ,yakni Be Your Self Be Original yang artinya menjadi diri sendiri, sama dengan apa yang digaungkan oleh pendiri JFC, yakni Mas Dinand Fariz. Delama ini Mas Dinand Faris selalu menggerakan anak-anak muda untuk berkreasi dan berkarya tanpa meniru orang lain, sehingga slogan inilah yang akhirnya kami kolaborasikan dengan desain kostum Mas Abata Bayu untuk ikut dalam defile JFC Ke-20,” ucap Pandu.

Baca Juga  "The Legendary Star Lord Will Return", Ini Kata James Gunn

Selain itu, Pandu menyatakan bahwa keterlibatan pihakya dalam salah satu defile JFC yang mengangkat tema Madurese ini sebagai bentuk komitmen PT Sharp Indonesia dalam berkontribusi memberikan dukungan terhadap industri kreatif. Salah satunya di event JFC.

Sementara, Anditya Combat selaku director of roadshow & social responsibility Jember Fashin Carnaval 2022 menyatakan, pihaknya sebagai anak bangsa sangat senang dan bangga mendapat kepercayaan dan kesempatan melakukan kolaborasi dengan perusahaan sebesar PT Sharp Elektonik Indonesia. Bal ini semakin menambah semangat dirinya untuk terus berkarya.

“Kami sangat senang dan bangga sebagai anak bangsa mendapatkan kesempatan dan dipercaya oleh perusahaan multinasional seperti Sharp Indonesia untuk berkolaborasi. Tentu kepercayaan yang diberikan menjadi penyemangat kami untuk bisa berkarya lebih baik lagi. Terima kasih Sharp Indonesia,” pungkas Anditya.