INDONESIAONLINE – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara blak-blakan mengatakan bahwa negaranya akan melakukan semua cara untuk “mencegah Iran memperoleh senjata nuklir”. Dia juga menegaskan bahwa Israel sudah melakukan serangan langsung terhadap Iran.

Melansir dari Russia Today, Netanyahu menegaskan bahwa Israel menyerang Iran secara terang-terangan ketika dikonfirmasi oleh wartawan di Tel Aviv.

“Siapa bilang kami tidak menyerang Iran? Kami yang menyerang,” tegas pemimpin Israel tersebut, dikutip Senin (29/1/2024).

Israel mengklaim  Iran telah merencanakan serangan 7 Oktober 2023 lalu, yakni saat hampir 1.200 warga Israel tewas dan banyak orang yang disandera Hamas.

Sementara pada waktu yang berbeda, Israel secara terang-terangan menuduh Iran membantu Hamas melalui uang, pelatihan dan senjata, pengetahuan teknologi, dan juga intelijen.

“Iran mendukung hal ini. Kami sedang berkonflik dengan Iran. Bayangkan apa yang bisa dilakukan Iran terhadap kami, untuk menghancurkan kami,” kata Netanyahu.

Baca Juga  Hamas Serukan Stop Perang, Korban Jiwa di Gaza Tembus 25 Ribu

Ia menyebut Israel hanya akan menyetujui perjanjian yang akan memberikan mereka kendali keamanan atas seluruh Gaza.

“Iran adalah kepala gurita dan Anda melihat tentakelnya di mana-mana  mulai dari Houthi, Hizbullah, hingga Hamas,” kata Netanyahu.

Sedangkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani mengatakan bahwa tuduhan tersebut “didasarkan pada alasan politik”.

Iran secara luas dipandang oleh Israel dan Amerika Serikat (AS) sebagai kekuatan destabilisasi utama di Timur Tengah dan diduga menyumbangkan senjata, keahlian militer, dan pelatihan kepada Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan kelompok Houthi di Yaman.

Amerika Serikat sebelumnya menuduh Iran “sangat terlibat” dalam serangan Houthi terhadap kapal komersial di Laut Merah. Amerika juga mengklaim bahwa Iran telah memberikan drone, rudal, dan intelijen kepada pemberontak.

Baca Juga  PM Perancis Tunjuk Pasangan Gay-nya Jadi Menlu

Teheran membantah tuduhan tersebut dan bersikeras bahwa “kelompok perlawanan” bertindak secara independen dan “tidak menerima perintah dari Teheran untuk menghadapi kejahatan perang dan genosida yang dilakukan oleh Israel.”

Israel jarang secara terbuka mengakui menyerang Iran secara langsung. Namun Republik Islam telah lama menjadi sasaran Netanyahu selama beberapa masa jabatannya.

Lalu pada bulan Desember, mantan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengungkapkan bahwa Israel telah menyerang pangkalan kendaraan udara tak berawak di Iran dan membunuh seorang komandan senior Korps Garda Revolusi Islam.

Bennett yang menjabat perdana menteri Israel dari Juni 2021 hingga Juni 2022 menyampaikan pengakuan tersebut dalam sebuah opini yang diterbitkan di The Wall Street Journal. (mut/hel)