INDONESIAONLINE – Ombak besar membuat jembatan di Pantai Balekambang, yang menghubungkan Pulau Ismoyo dan Wisanggeni, Kabupaten Malang, ambrol. Jembatan sepanjang 70 meter itu rusak karena dihantam ombak besar secara bertubi-tubi.

Dalam video yang beredar di media sosial  salah satunya diunggah akun Instagram @info_malang, terlihat material jembatan bagian bawah yang terbuat dari cor semen berhamburan. Bagian pagar pembatas jembatan yang terbuat dari kayu dicat biru juga rusak.

Tak hanya itu. Tiang beton yang dicat merah dan dipasang di sisi kiri dan kanan jembatan juga rusak dan berjatuhan.

Dalam keterangan yang dibagikan, jembatan rusak akibat gelombang tinggi yang menghantam Pantai Balekambang, Dusun Sumber Jambe, Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang.

Baca Juga  Pesan Dandim Tulungagung kepada Wartawan: Berita Negatif Harus Konfirmasi Dulu

“Akibat ombak besar dan usia yang sudah tua, jembatan menuju pura di Balekambang hari ini ambrol. Semoga bisa segera diperbaiki,” tulis keterangan @info_malang.

Untuk diketahui, jembatan yang rusak dihantam gelombang tinggi tersebut menjadi akses satu-satunya ke Pura Luhur Amertha Jati.

Pura Luhur Amertha Jati dibangun sejak tahun 1985 lalu. Referensi dari pembangunan pura ini mengikuti Pura Tanah Lot  di Bali yang sudah lebih dulu terkenal sebagai tempat suci agama Hindu. Untuk mencapai pulau ini terdapat jalan setapak selebar 1,5 meter yang menghubungkan pulau tersebut dengan daratan.

Perairan wilayah Jawa Timur akhir-akhir ini mengalami cuaca ekstrem berupa gelombang tinggi. Hal ini terjadi lantaran adanya dampak dari dua siklon, bibit siklon tropis 91S dan bibit siklon tropis 94S.

Baca Juga  CEO LSPR: Begini Kiat-Kiat Komunikasi di Era Disrupsi

Bibit siklon tropis 91S terpantau di Samudera Hindia bagian tenggara, selatan Bali dengan kecepatan angin maksimum 25-35 knots dan tekanan udara minimum 993 hPa bergerak ke arah selatan-barat daya menjauhi wilayah Indonesia.

Bibit siklon tropis 94S terpantau di pesisir utara Australia bagian utara dengan kecepatan angin maksimum 30-35 knots dan tekanan udara minimum 995 hPa bergerak ke arah timur-tenggara.

“Kedua bibit siklon tropis ini memberikan dampak tidak langsung ke cuaca Jatim berupa hujan sedang-lebat disertai angin kencang dan gelombang laut tinggi,” demikian penjelasan BMKG Juanda. (bin/hel)