INDONESIAONLINETimnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mengkritik pernyataan pembelaan Istana bahwa kampanye presiden pada pemilu presiden bukanlah hal baru.

Ketua Badan Legislatif Nasional AMIN Ari Yusuf Amir mengatakan Istana salah menyamakan Jokowi dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang pernah berkampanye di Pilpres.

“Mereka waktu itu berkampanye, Pak SBY sebagai presiden petahana, Puan Mega merupakan Ketua Umum Partai. Apa itu Pak Jokowi? Sebagai ayahnya?” kata Ari di kediamannya di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (25/1).

“Bolehkah sebagai seorang ayah mengorbankan bangsa dan negara demi anak-anaknya? Ini yang menjadi pertanyaan kami,” imbuhnya.

Baca Juga  Mudahkan Pengurusan NIB dan Pendaftaran Banmod, Disperdagin Kota Kediri Buka layanan Kepada Disabilitas dan Buruh Pabrik Rokok

Ari menjelaskan, aturan yang tidak melarang presiden berkampanye muncul pada era SBY. Dia mengatakan, aturan tersebut dibuat untuk mengakomodir kepentingan presiden yang ingin mengkampanyekan dirinya menjadi presiden dua periode.

Ari mengatakan, pihaknya tak ada masalah saat Jokowi berkampanye untuk maju dua periode sebagai presiden pada Pilpres 2019.

“Tapi sekarang mereka bukan petahana, bukan Pak Jokowi petahana. Pak Jokowi adalah presiden yang tidak bisa dipilih kembali, ujarnya.

Oleh karena itu, Ari berharap Jokowi tetap netral di Pilpres 2024. Selain itu, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, juga turut serta dengan menjadi calon wakil presiden.

Baca Juga  Surya Paloh Temui Luhut usai Tak Diundang Jokowi ke Pertemuan Koalisi

Sebelumnya, pernyataan pihak Istana disampaikan Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana. Ia menekankan bahwa praktik presiden dalam berkampanye dan memihak bukanlah hal baru.

Presiden-presiden sebelumnya, mulai dari Presiden ke-5 dan ke-6, juga jelas memiliki preferensi politik terhadap partai politik yang didukungnya dan ikut berkampanye untuk memenangkan partai yang didukungnya, kata Ari dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/1).(Red/yak)