INDONESIAONLINE – Kabar duka tersiar di Kabupaten Tulungagung. Ketua Radio Amatir Penduduk Indonesia (RAPI) Kabupaten Tulungagung  Amir Mubiyanto (42) yang baru terpilih meninggal dunia, Kamis (18/5/2023) pukul 13.00 WIB.

Kapolsek Besuki AKP Nengah Suteja melalui Kasi Humas Polres Tulungagung Iptu Anshori mengatakan, korban diketahui meninggal oleh rekan-rekannya saat bersama-sama mendaki gunung untuk perbaikan repiter.

“Berawal pada jam 09.00 WIB, mereka sepakat untuk bertemu atau berkumpul di rumah anggotanya,” kata Anshori.

Rumah anggota yang dimaksud bernama Karni (60) di Dusun Comanuk dengan niat untuk memperbaiki Riepiter dan antena Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) yang dibangun di puncak gunung.

Saat berangkat, Amir ditemani 8 orang diantaranya bernama Marjugi dan Dayun sebagai saksi. “Korban dan temannya sebanyak delapan orang naik satu mobil,” ujarnya.

Baca Juga  Demo Buruh Batal di MK, Geser ke Kedubes AS

Dalam perjalanan, tidak ada yang mengeluh apapun terkait kondisi kesehatan.”Tetapi inisiatif mereka akan berhenti sebanyak tiga kali untuk menjaga fisik,” ucap Ansori.

Kemudian rombongan ini berhenti di puncak sekitar 10 meter dari titik gardu tower pembangunan Reipiter dan Antena. “Pada waktu itu korban duduk istirahat di bawah batu menghadap selatan sambil main Hp yang lainnya langsung bekerja memperbaiki Reipiter dan menurunkan antena,” ungkapnya.

Kemudian saksi Marjugi, menghampiri Amir Mubiyanto dan tidak ada kecurigaan sama sekali. Pada pukul 10.15 WIB, Amir terlihat pucat dan sedikit terdengar suara mendengkur. Sedangkan saat dipegang di kaki dan punggung belakang kondisinya lemas dan dingin.

“Para saksi mengira mendengkur kesurupan tetapi korban makin lemas dan tidak berdaya dan diduga telah meninggal dunia,” imbuhnya.

Baca Juga  Pesta Ikan Pladu di Kali Brantas Ditunda, Warga di Tulungagung Sabar Menanti

Atas kejadian tersebut, akirnya teman-teman berkumpul dan berusaha menghubungi Polsek Besuki untuk minta bantuan evakuasi bersama-sama Puskesmas Besuki untuk diperiksa secara medis serta dari Inafis Polres Tulungagung.

“Hasil visum, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban. Korban meninggal karena masalah sistem pernapasan yang diakibatkan oleh rendahnya kadar oksigen di dalam tubuh atau asfiksia dengan ditandai kuku kebiruan,” pungkasnya (ab/dnv).