INDONESIAONLINE – Kisah Masyithah wanita tukang sisir putri Firaun bisa jadi pelajaran penting terkait kekuatan iman manusia.

Kisah Masyithah juga jadi saksi sejarah kehidupan seorang wanita yang hatinya dipenuhi keimanan dan ketakwaan kepada Allah.

Bahkan Nabi Muhammad SAW saat Isra Miraj mencium aroma wangi kesalehan Masyithah. Rasulullah SAW pun bertanya kepada Malaikat Jibril yang menemaninya dalam peristiwa Isra Miraj ini.

“Wahai Jibril, aroma wangi apa ini?”

“Ini adalah aroma Masyithah, penyisir rambut keluarga Firaun beserta anak-anaknya,” jawab Jibril.

Kisah Masyithah

Suatu hari Masyitah akan menyisir rambut putri Firaun. Namun sebelum ia melakukannya, secara spontan dirinya mengucapkan kata bismillah. Lalu sang putri pun mendengarnya dan heran.

Tidak tinggal diam, sang putri pun langsung mengadukan hal tersebut kepada ayahnya. Mendengar penjelasan sang putri, Firaun kemudian marah besar dan langsung memanggil Masyithah datang ke hadapannya.

Baca Juga  Penuhi Syarat Ini Agar Perbuatan Amalmu Diterima Allah

Ketika Masyithah hadir, Firaun langsung menginterogasinya dan dipaksa mengaku kalau sudah mengikuti ajaran Nabi Musa dan Harun Alaihissallam.

“Hai Masyithah, kudengar dari putriku, kau dan seluruh keluargamu telah mengikuti ajaran Musa dan Harun! Benarkah berita itu?” tanya Firaun.

“Benar! Aku dan seluruh keluargaku telah menjadi pengikut Musa. Ketahuilah, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah! Termasuk dirimu!” terang Masyithah.

Mendengar hal itu, Firaun menjadi murka. “Baiklah, kalau kau tetap pada pendirianmu. Kamu dan keluargamu akan dimasukkan ke kuali itu,” kata Firaun sambil menunjuk ke sebuah kuali besar berisi air mendidih.

“Azab Allah di akhirat lebih aku takutkan daripada hukumanmu,” jawab Masyithah.

Baca Juga  Viral, Perempuan Berhijab Sebut Tuhanku Yesus 

Ternyata ancaman Firaun bukanlah omong kosong. Satu per satu keluarga Masyithah mulai dimasukkan ke kuali.

Sampai akhirnya giliran anaknya yang masih bayi. Kala itu iman Masyithah mulai diuji dengan rasa sayang seorang ibu.

Akan tetapi keajaiban terjadi, bayi Masyithah tiba-tiba dapat berbicara. “Wahai Ibu! Janganlah engkau ragu. Sesungguhnya engkau di jalan yang benar. kelak kita akan berkumpul lagi di dalam surga Allah yang penuh kenikmatan.”

Mendengar perkataan tersebut, tanpa ragu lagi Masyithah pun terjun bersama bayinya. Ia pasrah dan percaya bahwa semua ini adalah ketetapan Allah, kemudian dia dan seluruh keluarganya mati syahid (ina/dnv)