INDONESIAONLINE– Ini kisah wali Allah yang semasa hidupnya dikenal gemar membeli miras (minuman keras) dan mendatangi pelacur. Kisah menarik ini melibatkan seorang sultan Turki Utsmani, yaitu Murad IV.

Murad Ahmad atau Murad IV adalah sultan Turki Utsmani yang memerintah mulai 10 September 1623 hingga 9 Februari 1640. Ia adalah anak Sultan Ahmad I dan Kosem yang berdarah Yunani.

Cerita soal Sultan Murad IV ini pernah dibagikan Ustaz Khalid Basalamah dalam ceramahnya yang ditayangkan di Youtube Channel Muda Mengaji.

Sultan Murad IV disebutkan memiliki buku harian yang digunakan untuk menuliskan berbagai pengalaman yang ia alami selama memegang kekuasaan. Salah satunya tentang kisah ia bertemu pria yang tergeletak meninggal dunia tanpa ada yang menggubris.

Suatu malam Sultan Murad IV merasa risau tanpa tahu penyebabnya, sampai akhirnya ia mengajak kepala pengawalnya untuk berjalan-jalan ke luar istana dengan menyamar layaknya rakyat biasa. Sampai akhirnya mereka menemukan seorang pria tergeletak di lorong sempit.

Sang sultan menggerak-gerakkan lelaki itu. Namun orang yang tergeletak itu tak merespons dan diketahui bahwa ternyata ia telah meninggal. Sultan Murad IV sempat bingung karena orang-orang sekitar tak ada yang peduli sama sekali. Mereka tak ada yang mau menolong.

“Mengapa orang ini meninggal tapi tidak ada satu pun orang di antara kalian yang mau mengangkat jenazahnya. “Siapa dia? Di mana keluarganya?” tanya Sultan Murad IV.

“Orang ini suka menenggak minuman keras dan berzina,” jawab salah seorang warga kepada Sultan Murad.

“Tapi, bukankah dia termasuk umat Nabi Muhammad?” kata Sultan Murad IV.

Orang-orang yang diajak bicara Sultan Murad IV terdiam. Pada akhirnya mereka tergerak untuk mengangkat jenazah lelaki tersebut untuk dibawa ke rumahnya. Ketika jenazah tiba di rumah keluarganya, orang-orang itu langsung pergi. Hanya tinggallah Sultan Murad IV dan kepala pengawalnya yang bertemu dengan istri pria tersebut.

Baca Juga  Wow, Inilah Fakta Danau Dallol yang Memiliki Visual Indah Namun Mematikan

Sang istri tak kuasa menahan tangis saat mendapati suaminya. Dalam tangisnya di samping jenazah suaminya sang istri mengucap doa: “Semoga Allah SWT merahmatimu wahai Wali Allah. Aku bersaksi bahwa engkau termasuk orang yang soleh.”

Sultan Murad IV kaget saat mendengar doa perempuan tersebut yang menyebut bahwa pria yang meninggal itu adalah wali Allah. Sebab, hal itu berbeda dan berlawanan dengan yang disebutkan oleh orang banyak.

“Bagaimana mungkin dia termasuk wali Allah, sementara orang-orang membicarakan tentang dia begini dan begitu, sampai-sampai mereka tidak peduli dengan kematiannya?” kata sultan.

Perempuan tersebut menjawab, “Hampir setiap malam suamiku keluar rumah pergi ke toko minuman keras. Dia membeli minuman keras dari para penjual sejauh yang ia mampu. Kemudian minuman-minuman itu dibawa ke rumah lalu dibuang ke dalam toilet. Sambil berkata, “Aku telah meringankan dosa kaum muslimin.”

Selain membeli minuman keras untuk dibuang ke toilet, pria tersebut juga sering mendatangi tempat pelacuran. Dia menemui sejumlah pelacur dan memberi mereka uang. Kepada para pelacur yang sudah dia beri uang, pria tersebut berkata, “Malam ini kalian sudah saya bayar, jadi tutup pintu rumahmu sampai pagi”.

Pria itu kemudian pulang ke rumah. “Alhamdulillah, malam ini aku telah meringankan dosa para pelacur itu dan pria-pria Islam,” kenang perempuan tersebut menirukan ucapan sang suami.

Namun orang sekitar hanya tahu bahwa pria yang meninggal tersebut selama ini adalah orang yang sering membeli dan minum-minuman keras serta mendatangi tempat pelacuran. Mereka tidak tahu cerita yang sebenarnya.

Baca Juga  Jejak Panjang Akira Toriyama

Sang istri sering menyampaikan kekhawatirannya kepada sang suami. “Suatu saat nanti kalau kamu mati, tidak ada kaum muslimin yang akan mau memandikan, mensalati dan menguburkan jenazahmu”.

Mendengar ucapan sang istri, pria tersebut hanya tertawa. “Jangan takut, nanti kalau aku mati, aku akan disalati oleh dultanku, kaum muslimin, para ulama dan para Wali,” kata sang istri menirukan ucapan suaminya.

Mendengar cerita tersebut, Sultan Murad IV menangis. Dia pun kemudian menyebutkan bahwa ia adalah sultan yang sedang menyamar dan siap mengurusi jenazah pria tersebut sampai ke pemakaman.

“Benar! Demi Allah, akulah Sultan Murad dan besok pagi kita akan memandikannya, mensalatkannya, dan menguburkannya.”

Atas perintah Sultan Murad IV, jenazah ini akhirnya menjalani proses pemakaman yang dihadiri para ulama, para wali Allah dan seluruh masyarakat Turki.

Dikutip dari buku Subjects of the Sultan: Culture and Daily Life in the Ottoman Empire karya Suraiya Faroqhi, Sultan Murad IV naik takhta pada usia 11 tahun. Ia menggantikan kepemimpinan pamannya, Mustafa I.

Di bawah kepemimpinannya, Sultan Murad IV mencoba memberantas korupsi, melarang alkohol, kopi dan tembakau. Kebijakan ini sangat tegas. Bahkan ia memerintahkan hukuman mati bagi mereka yang melanggar aturan ini.

Sultan Murad IV juga punya kebiasaan unik, yakni berkeliling jalanan Turki saat malam hari. Ia menyamar dan mengenakan pakaian seperti rakyat biasa.

Sultan Murad IV meninggal pada Februari 1640 karena penyakit tulang. Sultan Murad IV memerintah selama 16 tahun 11 bulan. (mut/hel)