INDONESIAONLINE – Nenek dari mantan Sekretaris Daerah Situbondo, Jawa Timur (Jatim) bernama Sumini (90) dibunuh di Jalan Seroja, Dawuhan. Peristiwa kriminal tersebut sempat menjadi bahan perbincangan hangat di tengah masyarakat.

Hingga saat kejadian pembunuhan sampai kini, pelaku yang diduga melakukan tindakan kriminal tersebut belum dibekuk kepolisian. Walaupun pihak kepolisian telah mengantongi identitas terduga pembunuhan nenek mantan Sekda Situbondo ini.

Kronologi sementara kasus pembunuhan menurut Kasi Humas Polres Situbondo Iptu Soetrisno, saat kejadian di TKP (Tempat Kejadian Perkara) terdapat 4 orang. Antara lain korban (Sumini), anak keempat korban (Juni Sukartini), cucu korban dan teman cucu korban yang merupakan anak punk.

“Kebetulan keluarga sosialnya tinggi. Cucu korban banyak sosial (berhubungan/kenal) dengan anak punk,” ungkap Soetrisno.

Baca Juga  Ketum PELTI Sulut Diduga Gelapkan Dana Rp 97,8 M

Sempat terjadi perkelahian, kata Soetrisno. Teman cucu korban melakukan perlawanan saat hendak menangkap pelaku. “Nah teman cucu korban yang punk sampai terluka di bagian tangan,” tuturnya.

Soetrisno menambahkan, ada 2 saksi yang diperiksa dan identitas pelaku sudah dikantongi kepolsiian dan masih proses pengejaran.

Hal ini senada dengan yang disampaikan Kasatreskrim Polres Kabupaten Situbondo,AKP Momon Suwito Pratomo. Ia mengatakan, pelaku masih dalam proses pengejaran. “Belum, pelaku masih dalam pengejaran,” ujar Momon, Jumat (11/8/2023).

Lebih lanjut Momon mengatakan, belum jelas motif pelaku melakukan tindakan kejahatan yang menghilangkan nyawa orang tersebut. “Belum tahu motifnya mas, karena pelaku masih dalam pengejaran,” imbuhnya.

Diketahui foto terduga pelaku sudah tersebar di media sosial. Pelaku merupakan remaja yang kesehariannya sebagai anak punk. Sejumlah barang bukti sudah diamankan pihak polres setempat, seperti pakaian korban, seprei dan silet cutter yang digunakan pelaku menghabisi korban.

Baca Juga  Begal Payudara Ditangkap di SPBU, Sempat Dihajar Massa

Dikonfirmasi terpisah, Endang, anak keempat korban mengungkapkan bahwa dirinya tidak menyangka ibunya meninggal dengan cara seperti itu.

“Sorenya masih sehat, pas malam saya ditelpon kalau ibu meninggal, masih belum menyangka,” ungkap Endang.

Endang mengaku jika korban memang orang yang tidak bisa diam, walaupun berumur. “Ibu orangnya tidak bisa diam. Bukan tipe orang tua yang suka berdiam diri, makanya ibu betah nginap di jalan seroja daripada di sini (Perumahan Panji Permai Situbondo). Kalau disini ibu gak boleh terlalu banyak bergerak, harus banyak istirahat,” tuturnya (wb/dnv).