INDONESIAONLINE – Geliat transaksi emas saat  pandemi melandai saat ini mulai menunjukkan trend positif. Peminat emas mengalami peningkatan 10 sampai 15 persen. 

Hal tersebut disampaikan I.G.A Komang Widariani, area manager showroom Goldmart, Jumat (5/8/2022). Dijelaskan, meskipun emas menjadi kebutuhan tersier,  masyarakat melihat hal tersebut juga menjadi sebuah kebutuhan.

“Dan pada masa pandemi, mereka masih menyisihkan untuk menabung. Setelah kami pelajari dari report kami, ada kenaikan peminat emas ,” jelasnya ditemui di showroom Goldmart yang ada di MOG Kota Malang.

3

Peningkatan peminat ini, terdorong bangkitnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang survive di saat pandemi covid-19 dengan pemanfaatan teknologi atau pemasaran secara online.

Lebih lanjut dijelaskan Komang, ekonomi yang bergeliat memang mendorong peningkatan peminat emas. Tetapi, juga terjadi pergeseran daya beli yang justru menurun. 

Baca Juga  Inklusi Keuangan Memegang Peranan Penting dalam Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi

Secara value, daya beli masyarakat terhadap emas yang berkisar harga ratusan juta masih sulit. Sedangkan untuk range harga yang berkisar Rp 10 juta sampai 15 juta masih bergeliat dan meningkat.

2

“Tapi secara overall, lebih banyak orang yang mampu menyisihkan untuk investasi dan bukan hanya sebagai fashion,” tuturnya.

Produk gold, khususnya di Goldmart, yang banyak diminati adalah cincin. Namun untuk saat ini, khususnya di Jawa Timur, produk emas 24 karat banyak diminati. Hal ini merujuk pada kebutuhan untuk fashion dan juga menjadi  sebuah investasi bagi masyarakat.

Seperti diketahui, beberapa hari belakangan, harga emas mengalami kenaikan. Pada perdagangan Jumat (5/8/2022) pukul 06:31 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.792,09 per troy ons. 

Baca Juga  Program Kurma Bupati Sidoarjo Disambut Antusias Emak-Emak, Lebih dari 2 Ribu Kelompok Usaha Bakal Mendapat Suntikan Moda
1

Harga emas menguat 0,06 persen menjadi yang tertinggi sejak 4 Juli 2022.  Harga ini menguat 1,52 persen dalam sepekan secara point to point. Sedangkan dalam sebulan, harga emas juga naik 1,57 persen. 

Kendati begitu, menurut Komang, hal tersebut tidaklah terpengaruh terhadap penjualan di showroom Golmart. Sebab, hal tersebut fluktuatif dan kenaikan tidaklah terlalu besar. 

” Range-nya tidak banyak. Tapi kalau diawal covid dulu sampai Rp 1 juta, itu luar biasa. Tapi kalau sekarang stabil,” ungkapnya.

Sementara itu, saat masa pandemi covid-19, Komang mengatakan Goldmart tetap survive. Jeda tutup showroom selama hampir setahun membuat Goldmart melakukan berbagai inovasi dan kreasi untuk tetap menggeliat transaksi. 

“Waktu pandemi, kami aktif di online. Bahkan kami sampai delivery, manfaatkan jasa pengiriman ” pungkasnya.