Penamparan Siswa SD Berbuntut Panjang, Sekolah: Guru Sudah Minta Maaf

Penamparan Siswa SD Berbuntut Panjang, Sekolah: Guru Sudah Minta Maaf
Ilustrasi penamparan guru kepada siswa di Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar) (Ist)

INDONESIAONLINE – Kasus dugaan penamparan seorang siswa kelas 1 SD oleh gurunya di Tasikmalaya, Jawa Barat, berbuntut panjang. Orang tua siswa, Lina, melaporkan kejadian tersebut ke Polres Tasikmalaya karena merasa tidak ada itikad baik dari pihak sekolah.

Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (29/10/2024) saat siswa tersebut bertengkar dengan temannya. Oknum guru olahraga yang diketahui bernama Pak E datang dan menampar siswa tersebut.

“Anak saya mengadu kepada saya sambil menangis saat pulang sekolah, katanya dia ‘dikepret’. Dari situ, kami mendatangi sekolah, dan memang oknum guru itu mengakui perbuatannya dengan alasan khilaf karena sedang sakit,” jelas Lina.

Lina bersama suaminya melaporkan kejadian tersebut ke Polres Tasikmalaya pada 30 Oktober, sehari setelah kejadian.

“Awalnya kami tidak ingin sejauh ini, tapi karena tidak ada itikad baik dari pihak sekolah, akhirnya kami melapor ke polisi,” ungkapnya.

Sementara itu, pihak sekolah, melalui Kepala Sekolah SDN Cipakat Aam Amelia, menyatakan bahwa oknum guru olahraga sudah tiga kali meminta maaf kepada orang tua siswa tersebut.

“Pengakuan Pak E di depan saya dan wali kelas 1 kalau tindakannya khilaf dan sudah meminta maaf sebanyak tiga kali, tapi tidak diterima oleh keluarga yang keukeuh mau lapor ke Polres,” ucap Aam.

Aam juga menjelaskan bahwa tindakan guru tersebut bukan niat menampar, namun karena siswa tersebut menengok ke arah guru.

“Pak E tidak menyadari nampar, mau nepak tapi si anak nengok, dan memang kejadian ini berawal heureuy (bercanda) sama temennya, dan kembali akur biasanya dan damai lagi,” ungkap Aam.

Aam berharap kasus tersebut dapat diselesaikan dengan baik-baik karena pihak sekolah atas nama guru olahraga sudah meminta maaf.

“Harapan saya ingin segera pulih lagi, karena anaknya kasihan tidak sekolah, dan itu kewajiban kami memberikan pendidikan,” jelas dia.

Lina, di sisi lain, mengaku kecewa atas perlakuan sekolah yang mempertemukan anaknya dengan guru yang diduga menamparnya. Menurut Lina, sang guru meminta maaf sambil menanyakan kabarnya dan peristiwa tersebut direkam melalui video oleh kepala sekolahnya.

“Kejadian pertemuan itu tak ada konfirmasi ke kami dan ga ada izin, padahal jangan bahas problem kemarin. Bahkan saya sempat tanya ke anak, takut ga ketemu (guru), dia bilang takut sampai gemetar,” ucap Lina.

Lina juga menyebut bahwa permohonan maaf hanya disampaikan oleh wali kelas anaknya, sedangkan pihak sekolah dan oknum guru belum menunjukkan itikad baik untuk datang langsung.

“Anak saya tidak butuh pengobatan dokter, ini mentalnya yang terganggu,” kata Lina yang berharap agar kasus ini memberikan efek jera kepada pelaku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *