INDONESIAONLINE – Sosok penemu dan pencipta pesawat tempur Fokker D VII Jerman di Perang Dunia I, ternyata kelahiran Blitar, Jawa Timur (Jatim). Ia adalah Anthony Herman Gerard Fokker yang dikenal hingga kini sebagai tokoh penting dalam dunia penerbangan.

Anthony Fokker lahir 6 April 1890 di sebuah perkebunan kopi Blitar di lereng selatan Gunung Kelud. Tepatnya di perkebunan Njoenjoer (Nyonyor), Desa Soso, Kecamatan Gandusari.

Ayah Anthony Fokker, Herman Fokker, adalah keturunan keluarga kaya pemilik kapal dan pedagang dari Middelburg, Belanda. Ia memiliki usaha perkebunan kopi yang sukses hingga Eropa.

Pada Mei 1894, keluarga Fokker memutuskan untuk kembali ke Belanda dengan harapan memberikan pendidikan yang lebih baik kepada anak-anak mereka. Perkebunan Njoenjoer kemudian dijual oleh Herman Fokker kepada keluarga Philip Evers dari Den Haag pada awal Maret 1896.

Namun, pada tahun 1898, perkebunan Njonjoer tidak lagi terdaftar di Almanak Pemerintah Belanda. Perkebunan ini juga mengalami nasib tragis saat letusan gunung berapi Kelud pada Mei 1901 menghancurkannya.

Baca Juga  Pelacur Pernah Jadi Profesi Terpandang

Anthony Belajar ke Jerman

Anthony Fokker remaja menunjukkan bakatnya dalam desain dan pembuatan. Orang tuanya mengizinkannya pergi ke Jerman untuk belajar desain dan pembuatan mobil. Di Jerman, Fokker terpesona oleh pesawat terbang yang saat itu sedang dikembangkan.

Pada usianya yang masih muda, tepatnya pada tahun 1910, Anthony Fokker berhasil menciptakan pesawat pertamanya yang ia sebut “de Spin” atau “si Laba-laba.”

Namun, pesawat pertamanya mengalami kegagalan saat uji terbang dan hancur menabrak pohon. Setahun kemudian, dia berhasil menyelesaikan de Spin versi kedua, tetapi nasib buruk kembali menghampirinya saat pesawat tersebut jatuh pada bulan Mei 1911.

Sebelum menciptakan de Spin versi ketiga, Anthony Fokker mendirikan perusahaan bernama “Fokker Aeroplane Bau” dan sebuah sekolah penerbangan pada tahun 1912. Pada tahun yang sama, ia mendirikan pabrik pesawat kecil di Johannisthal, dekat Berlin.

Pada awal Perang Dunia I, pesawat buatannya segera diminati, dan Korps Udara Jerman menjadi pelanggan terbesarnya.

Baca Juga  10 Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha 2022 Cocok Dibagikan ke Keluarga, Teman dan Media Sosial

Pemerintah Jerman bahkan memaksa perusahaan industri besar, Junkers, untuk bekerja sama dengan Fokker dalam pengembangan desain pesawat. Keberhasilan Korps Udara Jerman selama Perang Dunia Pertama menarik perhatian pemerintah di seluruh dunia akan pentingnya pesawat dalam pertahanan negara mereka.

Sejak itu, nama Fokker semakin terkenal. Karena terikat kontrak militer dengan Jerman, Anthony Fokker mulai merancang pesawat tempur untuk Angkatan Udara Jerman. Hasilnya, ada sekitar 700 pesawat yang dibuat khusus untuk Perang Dunia I.

Tidak hanya sebagai perancang pesawat, Fokker juga ahli dalam menerbangkannya dan sering melakukan demonstrasi terbang.

Setelah berakhirnya perang, Anthony Fokker menyadari bahwa masa depan industri pesawat terbang terletak di Amerika Serikat.

Pada tahun 1922, ia pindah ke Amerika Serikat dan mendirikan kembali perusahaannya dengan nama “Fokker Aircraft Corporation.” Namun, hanya sembilan bulan setelah tinggal di Amerika Serikat, pria kelahiran Blitar ini meninggal dunia pada 23 Desember 1939 akibat penyakit pneumococcal meningitis (ar/dnv).