INDONESIAONLINE – Puluhan pedagang di lingkungan pasar tumpah Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan, mendatangi Dinas Perdagangan (Disdag) setempat, Kamis (28/7/2022). 

Mereka mengeluhkan semenjak dibangunnya pasar induk di sisi utara yang dikenal dengan sebutan Pasar Lake’ (Pasar Pria) itu, para pedagang merasa harus menelan pil pahit. Sebab, adanya pembangunan pasar dianggap hingga kini belum ada kejelasan. 

Bahkan, semenjak awal mula adanya rencana pembangunan Pasar Lake’ tersebut, mereka menganggap situasi pasar sepeti negeri 1.001 masalah. Mulai dmunculnya bencana kebakaran di Pasar Bini’ (Pasar Perempuan) yang tidak jelas sebabnya. 

Tidak hanya itu. Koordinator aksi Gerakan Masyarakat Pasar (Gempar) Tanah Merah Arif Rahman mengungkapkan, semenjak adanya pembangunan Pasar Lake’ tersebut, ada relokasi Pasar Lake’ selama 6 bulan ke tanah pecaton yang letaknya tidak strategis. 

“Janjinya hanya relokasi sementara. Ini malah sampai 3 tahun masih belum jelas dan lokasinya jauh dari layak,” ujar Arif saat diwawancarai usai beraudiensi di aula Disdag.

Akibat dipisahnya Pasar Lake’ dan Pasar Bini’ ini, para pedagang kebanyakan merasa dirugikan. Sebab, pasar menjadi sepi, tidak seperti dulu yang hampir setiap hari ramai. 

“Saat ini Pasar Tanah Merah tidak ada lagi istilah premanan setiap hariSabtu. Itu terjadi semenjak adanya pembangunan pasar dan relokasi Pasar Lake’ atau pasar sapi ke lokasi lain,” jelasnya. 

Baca Juga  Update Kebakaran Gunung Panderman: Ada Perkembangan Signifikan

Sehingga kata Arif, banyak pedagang yang membuat stan di mana-mana, hingga ada juga sebagian pedagang yang mogok berdagang akibat pembangunan pasar tersebut. 

“Semenjak itu pedagang nyebar di mana-mana. Ada yang di sekitaran masjid, ada yang di sekitaran kantor kecamatan, ada juga yang di lokasi relokasi Pasar Lake’. Namun tidak mampu bertahan karena sepi, bahkan ada juga yang mogok berdagang” ungkapnya. 

Untuk itu, mereka menginginkan agar Pasar Lake’ segera dikembalikan ke lokasi pasar yang semula. Artinya dikembalikan ke pasar induk sisi utara jalan itu. 

“Kami sangat berharap agar pasar bisa dikembalikan lagi ke pasar induk ini agar kami bisa kembali berjualan. Kalau ini dibiarkan, kami akan kehilangan sumber mata pencaharian kami,” pintanya. 

“Maka kami minta iktikaf baiknya kepada Disdag untuk bisa berdialog dengan kami, bicara soal pasar Tanah Merah ini. Soalnya  saat ini Disdag ujuk-ujuk memberi edaran pada tanggal 27 Juli kemarin akan mengundi kios. Fan itu hanya sebagian pedagang yang diberi kabar. Tidak semuanya. Makanya kami beri waktu 7 hari untuk membahas itu,” pungkas dia. 

Baca Juga  Dua Orang Ibu-Ibu Terekam CCTV, Mencuri Gelang Satu Paket di Pasar Pasirian Lumajang

Menanggapi hal itu, Asisten Administrasi Perekenomian dan Pembangunan Fahri menyebutkan, pihaknya akan mengoordinaskan dulu terhadap pimpinan (bupati) dan kepala Disdag. Saat ini pihaknya masih ingin mengetahui terlebih dahulu apa yang diharapkan oleh para pedagang. 

Fahri menyebutkan, Pasar Tanah Merah saat ini masih belum selesai dan masih bertahap. “Jadi yang dilakukan saat ini merupakan langkah awal dan itu sumber anggarannya dari provinsi. Sementara kalau diselesaikan kami, APBD-nya tidak cukup,” kata dia. 

Pada intinya, Pasar Tanah Merah ini masih belum rampung 100 persen. Salah satunya pasar hewan. “Maka dari itu, tidak mungkin kita bisa mengakomodasi semuanya karena masih belum selesai. Kami  sampaikan ke pimpinan dulu nanti,” sanggahnya. 

Sekadar diketahui, padaa saat puluhan pedagang melakukan audiensi ke kantor Disdag, kepala Disdag sedang tidak berada di kantor. Informasinya, kadisdag sedang di Surabaya karena ada agenda yang tidak bisa diwakilkan sehingga yang menemui adalah asisten administrasi perekenomian dan pembangunan Setda Bangkalan. 

Selain itu, massa tidak hanya melakukan audiensi di Disdag. Mereka juga mengadukan keluhannya kepada  DPRD Bangkalan.