INDONESIAONLINE – Siswa SMAN 1 Situbondo Jawa Timur (Jatim) kompak melakukan aksi demo di sekolahnya, Kamis (4/1/2024). Para siswa menuntut kepala sekolah (kasek) SMAN 1 Situbondo diganti.

Menurut salah satu siswa yang tergabung dalam OSIS SMAN 1 Situbondo BRMP (inisial), aksi digelar karena siswa terlalu kecewa dengan berbagai kebijakan yang diambil kaseknya. Serta para siswa menyebut kasek memimpin secara otoriter sehingga berdampak pada semangat belajar siswa.

Ia juga mengatakan, tuntutan siswa untuk mengganti kepala sekolah karena kebijakan yang banyak merugikan siswa. Di antaranya saat pertama menjabat kepala sekolah ada larangan mengumandangkan adzan saat mata pelajaran lalu mengakibatkan salah satu guru dipindah.

“Bukan hanya itu mas, kegiatan siswa sekarang dibatasi waktunya padahal sebelumnya ciri khas SMAN 1 Situbondo adalah kegiatannya yang banyak hingga larut malam. Pernah sampai jam 1 malam, bahkan dulu untuk istirahat hanya punya waktu 4 jam dan siswa senang-senang saja. Nah sekarang itu dibatasi hanya jam setengah 6 malam,” terangnya.

Tidak hanya itu, ia juga menceritakan ada kebijakan yang menuntut siswa untuk berprestasi dalam waktu 1 bulan, namun untuk mendapatkan prestasi siswa dipersulit masalah perizinannya.

“Ada anak yang berbakat Non Akademik yang membangkang atau melawan akhirnya pindah ke SMAN 2 Situbondo,” imbuhnya.

Berbagai kekecewaan itu berlanjut dan akhirnya menjadi aksi bersama siswa ketika ada peristiwa penebangan sejumlah pohon oleh pihak sekolah yang membuat kondisi lingkungan SMAN 1 Situbondo menjadi panas dan mengganggu kegiatan belajar,

Baca Juga  Cetak Mahasiswa Berprestasi, Unisba Blitar Sukses Gelar Pilmapres

“Ditambah pohon tempat kami berteduh setiap istirahat ditebang dengan alasan tidak jelas menjadi momen kami untuk melakukan aksi menuntut Ibu Martha Mila Sugghesti melepas jabatannya sebagai kepala sekolah dan mengganti dengan kepala sekolah yang baru,” terangnya.

Klarifikasi Kasek SMAN 1 Situbondo

Kepala SMAN 1 Situbondo Martha Mila Sugghesti menyangkal bahwa kebijakan yang dia buat sepihak dan tidak melibatkan siswa.

Dirinya mengaku semua kebijakan yang dibuat telah melibatkan wali murid dan komite sekolah sebelum akhirnya dijadikan sebuah aturan.

“Semua aturan yang dibuat telah melibatkan persetujuan wali murid dan komite sekolah, bukan atas kemauan saya pribadi melainkan untuk kepentingan dan kemajuan SMAN 1 Situbondo,” ujar Martha.

Selain itu saat ditanya perihal aksi demonstrasi siswanya, Martha mengatakan bahwa itu menurutnya bukanlah demo melainkan bentuk kecintaan siswa terhadap sekolah dan bentuk demokrasi berpendapat.

“Ini hanya ada miss komunikasi, ada informasi yang terputus dan tidak tersampaikan kepada siswa sehingga siswa merasa tidak dilibatkan. Saya senang dengan siswa saya yang berani mengungkapkan perasaan mereka atas sekolah yang mereka cintai,” ujar Martha.

Untuk permasalahan penebangan pohon, kata Martha semua dilakukan karena aspek keselamatan siswa.

Baca Juga  Magang MBKM Mahasiswa di Pemkab Jember Berakhir, Bupati: Terima Kasih Atas Pengabdiannya

“Ditebang demi keselamatan siswa,” jawab Martha singkat.

Terpisah, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Situbondo-Bondowoso Provinsi Jawa Timur Slamet Riyadi mengungkapkan dirinya sudah menerima informasi tersebut terutama mengenai aksi protes siswa terkait penebangan pohon di SMAN 1 Situbondo.

“Kemarin, Rabu (3/1/2024) saya sudah ke SMAN 1 Situbondo. Saya cek langsung dan meminta pihak sekolah untuk mengatasi hal tersebut dan jangan sampai hal serupa terjadi lagi. Laporannya sudah saya sampaikan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Untuk yang aksi hari ini akan dilakukan peninjauan kembali nantinya, akan dibuatkan laporan lagi untuk disampaikan ke provinsi,” ujar Slamet.

Selain itu, Slamet juga mengatakan jika dibutuhkan nantinya Dinas Pendidikan Jawa Timur akan mengirim petugas untuk turun langsung mengecek kebenaran serta meminta kepala sekolah ibu Martha Mila Sugghesti menjelaskan dan melaporkan dari versi dirinya.

“Walaupun ada protes dari siswa dan viral tidak lantas langsung diambil tindakan. Harus kita dengar dulu penjelasan dari pihak sekolah seperti apa, baru bisa diambil tindakan,” ungkapnya.

Terkait kemungkinan kepala sekolah diganti atau tidak, Slamet mengatakan harus melalui kajian serius. “Ya itu tadi harus ada kajian mendalam. Kita kumpulkan fakta di lapangan dulu, keterangan siswa dan keterangan sekolah serta wali murid juga baru bisa diambil keputusan seperti apa nantinya,” pungkasnya (wbs/dnv).