INDONESIAONLINE – Pada tahun 2023 ini, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang menargetkan retribusi pasar bisa mencapai Rp 7,25 miliar. 

Kepala Diskopindag Kota Malang Eko Sri Yuliadi menyampaikan, bahwa pasca pandemi Covid-19 di tahun 2022 ini transaksi pasar mulai normal kembali. Hal itu terlihat dari capaian retribusi pasar di tahun 2022 yang melebihi target. 

“Tahun lalu (2022) target retribusi pasar kita Rp 7 miliar, tetapi yang kami dapatkan lebih dari itu, sekitar Rp 7, 1 miliar. Di tahun ini (2023) kita optimis dan terus mengupayakan agar bisa mencapai Rp 7, 25 miliar, bahkan juga bisa lebih,” ungkap Eko kepada JatimTIMES.com, Rabu (25/1/2023). 

Mantan Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang ini menjelaskan, untuk mencapai target retribusi pasar Rp 7, 25 miliar, pihaknya terus meningkatkan pelayanan dalam hal administrasi. Salah satunya dalam hal pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB). 

Baca Juga  Investasi Kian Beragam, Begini Saran dari Para Narasumber di Investment Outlook 2022

“Mengurus NIB itu administrasinya gratis, yang kita pungut hanya retribusi penjualan. Ini sebagai pemicu atau pemacu dari pedagang agar lebih percaya kepada pemerintah,” terang Eko. 

Sehingga menurut Eko, ke depan pasar rakyat akan dibuat lebih maju dan memengaruhi pada pendapatan retribusi pasar. Pihaknya menyebutkan, untuk saat ini penarikan retribusi pasar masih manual menggunakan kertas. 

Namun, di tahun 2023 ini Diskopindag Kota Malang berencana untuk mengubah sistem pembayaran retribusi pasar. Yakni dengan menggunakan Quick Response (QR) Code atau Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang bertujuan untuk mencegah kebocoran retribusi pasar. 

“Kita ingin tidak ada kebocoran dalam pembayaran retribusi ini dan juga cashless. Ini sudah mengarah kesana, tapi untuk kita juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai cashless,” ujar Eko. 

Baca Juga  Target PAD Banyuwangi Meningkat, Dewan Meminta Eksekutif Perbaiki Sarpras Pasar Banyuwangi

Sementara itu, pihaknya menyebutkan beberapa pasar yang pendapatan retribusi pasarnya tinggi, yakni Pasar Blimbing dan Pasar Besar. Selanjutnya, untuk pasar yang pendapatan retribusi pasarnya menengah ada Pasar Klojen. Sedangkan untuk pasar yang kurang dalam hal pengumpulan retribusi pasar ada Pasar Embong Brantas. 

“Kalau Pasar Embong Brantas itu karena pasarnya kecil terus barang yang dijualkan itu second. Kadang pasarnya buka, kadang tutup, sehingga itu memengaruhi penghasilan retribusi pasar,” pungkas Eko.