INDONESIAONLINE – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang hingga saat ini telah memiliki 61 guru besar.

Total tersebut setelah adanya penambahan 2 guru besar yang diraih oleh Prof. Dr. Achmad Khudori Soleh, M.Ag melalui penelitiannya tentang Integrasi Agama dan Sains, yang berjudul Integrasi Kuantum Sebagai Model Alternatif Integrasi Agama dan Sains.

Serta Prof. Sri Harini dengan penelitian berjudul “Peran Statistika Dalam Mitigasi Bencana Di Indonesia.” Keduanya dikukuhkan hari ini, Rabu (4/10/2023) oleh Rektor UIN Maliki Malang.

Rektor UIN Maliki Malang Prof Dr HM. Zainuddin MA menyampaikan rasa syukur atas bertambahnya guru besar.

“Tentu dengan bertambahnya Guru Besar ini juga menambah grade dan reputasi lembaga,” ucap Prof Zain, Rabu (4/10/2023).

Baca Juga  Mau Lanjut S2 Tapi Bingung Jurusan Apa? Ini 10 Pilihan yang Paling Dibutuhkan di Masa Depan

Prof Zain juga mengatakan, seorang Guru Besar juga harus menjaga kualitas dan komitmen sebagai akademisi yang memiliki jabatan puncak fungsional di Perguruan Tinggi.

Lanjutnya, walau Guru Besar merupakan jabatan puncak, tuntutan untuk tetap berkarya dan meneliti tidak boleh berhenti. “Tugas pokok dan fungsi kita masih melekat, sepanjang kita masih berstatus sebagai dosen, yaitu tri dharma PT (mengajar, meneliti dan mengabdi). Jangan pernah berhenti untuk membaca, meneliti dan menulis,” ujarnya.

Harapan besar juga disampirkan kepada dua guru besar yang dikukuhkan. Prof Zain berharap para guru besar ini dapat menjadi corong dan duta-duta yang dapat membawa nama harum UIN Maliki Malang. Baik melalui forum-forum seminar, konferensi nasional maupun internasional maupun menjadi kolumnis di media massa.

Baca Juga  Jadi Pembicara Utama di Seminar Internasional, Rektor UIN Maliki Malang Paparkan Pendidikan Inklusif

“Jika jadi muballigh juga mubaligh yang mengharumkan nama baik Islam, yang sejuk, menyentuh hati, menebar kedamaian, bukan sebaliknya, gaduh, menebar kebencian dan memperkeruh keadaan sebagaimana yang kita saksikan di medsos itu,” harapnya.

Pesan lain dari Prof Zain adalah jangan merasa puas dan selesai dengan jabatan top academic ini.

“Tetapi justru harus terus berkarya dan berkarya. Oleh sebab itu harus berpikir What should I do next? (madza sa naf’al li ghad). Jika belum Profesor ngebut berjibaku dengan mengumpulkan karya dan credit point, namun sesudah diraih jabatan tersebut lantas stop and not do any things. Jangan,” tegasnya.