INDONESIAONLINE – Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, menilai calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tak paham persoalan kritik tambang dan hanya ingin menang Pilpres 2024.

Pernyataan tersebut disampaikan Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, menanggapi pernyataan Cak Imin yang ingin membandingkan antara manfaat dan keburukan dari adanya tambang bersama Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

“Itu omongan orang nggak paham persoalan, tapi kemaruk pengin jadi wakil presiden ya kayak gitu. Aslinya Cak Imin nggak paham persoalan asal terima pesanan. Intinya dia pengin ekspor nikel dibuka lagi. Bukan masalah tambangnya,” kata Nusron kepada wartawan, Senin (29/1).

Nusron menilai Cak Imin hanya ingin membuka ekspor nikel agar dapat menguntungkan investor asing. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa Cak Imin hanya ingin menang Pilpres 2024 dengan mengabaikan kepentingan rakyat.

Baca Juga  Bawaslu RI Terima Laporan Dugaan Kampanye Terselubung Zulhas: Kita Coba Seobjektif Mungkin

“Omongan yang lain itu hanya basa basi. Tapi ujungnya hanya satu tolak hilirisasi dan buka ekspor nikel lagi, biar asing bisa menikmati dan hidup lagi. Sorry ye,” imbuhnya.

Geram, Ini Balasan Timnas Amin

Menanggapi tudingan tersebut, Tim Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) Jazilul Fawaid menilai Nusron hanya bisa menuding dan sampai mengabaikan etika publik dan lingkungan.

“Woi, si gelap mata dan mabuk daratan tuding sana-sini, buktinya malah yang kemaruk itu ‘junjungannya’ Nusron. Berbagai cara dilakukan bahkan dengan hilirasasi politik yang mengabaikan etika publik dan lingkungan,” kata Jazilul kepada wartawan, Selasa (30/1/2024).

Jazilul pun meyakini jika rakyat sudah bisa menilai arah kepentingan hilirisasi. Menurutnya, masyarakat yang berada di sekitar lokasi tambang tidak tersejahterakan.

Baca Juga  Koalisi 1 & 3 Semakin Kuat, Ini Respon TKN Prabowo-Gibran

“Tenang saja rakyat sudah cerdas membaca arah hilirisasi untuk kepentingan siapa? Siapa di balik perusahaan tambang itu? Faktanya rakyat di sekitar tambang cuma jadi penonton, tetap tidak sejahtera,” ujarnya.

Jazilul pun meminta kubu Prabowo-Gibran agar lebih memerhatikan ekologi. Dia menilai keuntungan dari hilirisasi tidak sebanding dengan dampak lingkungan yang ditimbulkan.

“Makanya perlu taubat ekologis, keuntungan hilirisasi tidak sebanding dengan kerusakan lingkungan. Rakyat perlu perubahan,” ujarnya.

Polemik antara kubu AMIN dan kubu Prabowo-Gibran terkait persoalan tambang ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga masa kampanye Pilpres 2024.