INDONESIAONLINE – Pemerintah Desa (Pemdes) Pujon Lor berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang bisa segera memberi perhatian kepada masyarakat yang terdampak mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK). Terlebih bagi peternak yang sapinya mati atau bahkan nyaris habis setelah terjangkit PMK. 

Apalagi, menurut Kepala Desa Pujon Lor, Achmad Solikhin, kurang lebih sekitar 90 persen sapi di wilayahnya sudah terpapar PMK. Dan saat ini masih dalam masa perawatan karena sedang dalam kondisi sakit. Dimana dari 2.197 populasi sapi yang ada di Desa Pujon Lor, sebanyak 2.042 dinyatakan sedang terpapar PMK. 

“Kurang lebih 90 persen masih sakit dan masih dalam tahap penyembuhan. Yang mati ada 143 ekor, separuh sama pedet, indukannya separuh. Yang potong paksa itu 12 ekor,” ujar Solikhin, Kamis (14/7/2022). 

Baca Juga  Banyak Pabrik Didirikan, Warga Kabuh Datangi DPRD Jombang

Dirinya mengaku prihatin dengan kondisi yang terjadi. Tercatat kurang lebih 550 ekor peternak, yang jika diakumulasi 90 persen ternaknya dalam kondisi sakit. Penyebaran tersebut terjadi berangsur dalam waktu kurang lebih hampir dua bulan. 

Sedangkan untuk mempercepat upaya penyembuhan, Pemdes Selorejo terpaksa mengeluarkan anggaran untuk penanganan PMK yang diperuntukkan membeli vitamin dan nutrisi bagi sapi-sapi yang ada. Sampai saat ini, Pemdes Pujon Lor sudah mengeluarkan anggaran sebesar Rp 65 juta untuk hal tersebut. 

“Sebenarnya anggaran untuk penanganan PMK itu tidak ada. Ini saya carikan regulasi yang sekiranya sesuai. Dan saya ambilkan dari alokasi ketahanan pangan yang dialokasikan sebesar 32 persen dari Dana Desa,” terang Solikhin. 

Dirinya mendesak agar pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah segera mengucurkan anggaran untuk bantuan sosial. Yang murni dialokasikan melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Sebab menurutnya, tidak memungkinkan jika harus dialokasikan melalui APBDes. 

Baca Juga  Wakil Bupati Madiun Harapkan Tembakau Menjadi Komoditas Unggulan Madiun

“Perpres 104 itu kan sudah diatur. 40 persen untuk BLT-DD, 20 persen ketahanan pangan, 8 persen untuk penanganan Covid-19 dan 32 persen itu sudah banyak kegiatannya. 

Sebab dirinya menilai, kondisi mewabahnya PMK di Desa Pujon Lor, benar-benar memukul masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada hasil perahan susu. Dan akibat PMK ini, sapi yang sakit tidak dapat diperah untuk diambil susunya. 

“Misalnya bantuan tidak terealisasi, akan terjadi kehancuran ekonomi yang luar biasa, khususnya yang ada di Kabupaten Malang, Malang Barat yang banyaknya peternak sapi. Dan itu rawan sekali (terjadi),” terang Solikhin.