INDONESIAONLINE – Dalam ajaran Islam, manusia yang meninggal akan didatangi Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir setelah dimakamkan. Kedua malaikat itu akan memberikan pertanyaan seputar keimanan manusia semasa hidup.
Dalam riwayat, pertanyaan kubur Munkar dan Nakir meliputi siapa Tuhan yang disembah, agama yang dianut, nabi yang dijunjung, kitab suci yang dijadikan pedoman, dan kiblat yang dihadap.
Namun, ada beberapa orang yang terbebas dari pertanyaan kubur Munkar dan Nakir. Siapa saja mereka?
Ibnu Taimiyah dalam bukunya yang diterjemahkan dengan judul “HIdup Sesudah Mati: Makna Hidup yang Sebenarnya” menyebutkan sejumlah golongan manusia yang terbebas dari pertanyaan kubur.
1. Para Nabi
Ibnu Taimiyah berpandangan, para nabi tidak ditanyai oleh Malaikat Munkar-Nakir dan tidak mengalami fitnah kubur. Hal itu karena para nabi lebih mulia dibanding para syuhada.
2. Shiddiqun
Manusia yang masuk golongan shiddiqun tidak akan ditanya oleh dua malaikat lantaran kedudukan mereka yang lebih tinggi daripada syuhada. Para syuhada saja tidak mendapat pertanyaan kubur, maka shiddiqun lebih utama.
Shiddiqun artinya orang yang bersifat jujur, benar, dan keimanannya tidak perlu diragukan lagi.
3. Syuhada
Rasulullah mengabarkan bahwa para syuhada atau orang yang mati syahid tidak akan ditanyai dalam kubur. Sebagaimana hadis dari Rasyid bin Saad RA, ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah:
“Ya Rasulullah, mengapa seluruh orang-orang yang beriman diuji (ditanya) di kubur kecuali orang yang mati syahid?” Beliau menjawab, “Cukuplah tusukan pedang pada kepalanya sebagai ujian.” (HR Nasai)
Yang termasuk syuhada bukan hanya mereka yang jihad atau terbunuh di jalan Allah SWT. Tetapi juga orang yang meninggal dunia saat mengusahakan upaya agar diridai oleh Allah SWT.
Nabi SAW bertanya kepada para sahabat: “Apa yang kalian tahu tentang mati syahid?” Para sahabat menjawab, “Ya Rasulallah, orang yang mati di jalan Allah itulah yang dimaksud dengan mati syahid.” Beliau bersabda, “Kalau begitu, sedikit sekali umatku yang mati syahid.”
Kemudian mereka berkata, “Lantas siapakah yang dianggap mati syahid ya Rasulullah?” Rasul SAW bersabda, “Barangsiapa yang gugur dalam pertempuran di jalan Allah maka dia itu syahid. Siapa saja yang mati di jalan Allah, maka dia itu syahid. Siapa yang mati saat wabah, maka ia syahid. Dan siapa yang mati karena penyakit perut, maka dia syahid.” (Hadis Shahih)
4. Orang yang Ribath
Ribath artinya orang yang berjuang di jalan Allah SWT. Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa orang yang ribath tidak mendapat pertanyaan Malaikat Munkar-Nakir, sebagaimana sabda Rasulullah:
“Berjaga-jaga (di jalan Allah) sehari dan semalam lebih baik daripada puasa sebulan dan salat sebulan. Bila ia meninggal, amalnya yang biasa ia lakukan ketika masih hidup terus dianggap berlangsung dan diberikan rezekinya serta aman dari fitnah (pertanyaan kubur).” (HR Muslim dari Salman RA).
5. Anak Kecil dan Orang Gila
Sebagian ulama berpandangan bahwa anak kecil dan orang gila tidak ditanyai pertanyaan kubur. Hal ini karena mereka tidak mukallaf atau belum dibebankan perintah dan larangan dalam agama. Dengan begitu, mukallaf tidak ada hisab bagi mereka.
Sementara ulama lainnya berpendapat anak kecil dan orang gila tetap ditanyai Malaikat Munkar dan Nakir karena termasuk dalam keumuman dalil.
6. Orang Meninggal Hari Jumat
Sebagaimana penuturan Nabi SAW, muslim yang meninggal pada malam atau hari Jumat terlindungi dari fitnah kubur. Beliau bersabda:
“Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat melainkan Allah akan melindunginya dari fitnah kubur.” (HR Ahmad, Tirmidzi, Baihaqi, dan Ibnu Abi Ad-Dunya dari Ibnu Umar)
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa mereka akan dibebaskan dari fitnah kubur. Riwayat lainnya juga menyebutkan mereka akan dilindungi dari dua penguji (dua malaikat). Wallahu a’lam. (red/hel)