Kiat Turunkan TB RO FKIK UIN Maliki Malang

INDONESIAONLINE – Salah satu kiat menurunkan Tuberculosa Paru Resiten Obat (TB RO) diluncurkan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (FKIK UIN Maliki) Malang dalam pengabdian masyarakat.

Kiat tersebut adalah dengan memberikan bantuan bahan dan alat untuk membudidayakan ikan dan bertanam sayur dalam ember.

Bantuan tersebut dalam upaya membantu pemenuhan gizi para pasien atau pendertita TB. Dengan beberapa peralatan dan benih yang diberikan, mereka secara mandiri dapat melakukan pembudidayaan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan memenuhi gizi mereka.

Sehingga, dalam pemenuhan gizi, setidaknya dapat terjaga secara kontinyu. Bila itu berjalan maka dampak positifnya besar dalam penyembuhan pasien. Selain itu, bantuan ini tentunya dapat juga berimbas pada sektor ekonomi. Di mana, jika para pasien dapat mengelola pembudidaya dengan baik, maka nilai ekonomi juga bisa didapatkan.

Termasuk juga dalam hal kemandirian masyarakat, para pasien tidak selalu tergantung dengan bantuan pemerintah ataupun dari instansi tertentu.

Baca Juga  Fakultas Hukum Unikama Gencar Sosialisasi, Dorong Penerapan Kurikulum MBKM

Bantuan ini diserahkan secara langsung oleh tim dan mahasiswa kepada Penderita Tuberculosa paru resiten obat. Langkah ini, diharapkan juga dapat mendukung program Pemerintah yang telah mencanangkan Indonesia bebas TB pada tahun 2030.

“Bantuan ini diharapkan dapat membantu mengatasi kekurangan gizi yang dialami oleh penderita TB RO, sehingga mendukung target eliminasi TBC pada 2030,” kata dr Putri Wulan Akbar M ked trop Sp KK dosen FKIK UIN Maliki Malang

TB RO seringkali mengalami masalah fisik akibat penyakit TB yang diderita. Masalah tersebut ditandai dengan penurunan kondisi dan kemampuan fisik yang cukup berdampak dan menyulitkan ketika beraktivitas.

Seperti dalam jurnal Podewils et al 2011,  pasien TB RO umumnya akan mengalami kelemahan yang sangat berat sehingga menyebabkan disabilitas dan sulitnya bekerja. Banyak penderita TB RO diberhentikan dari pekerjaannya akibat disabilitas yang mereka alami.

Baca Juga  90,42% Mahasiswa UIN Malang Raih Nilai Sangat Memuaskan dalam KKM Reguler Periode II 2023

Padahal, penderita TB RO umumnya adalah kepala keluarga yang harus memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Keadaan ini  membuat mereka tidak memiliki kecukupan dana untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari yang penting bagi suksesnya pengobatan TB RO.

dr Putri juga menyampaikan, pengobatan antibiotik saja yang berasal dari pemerintah, tanpa memastikan asupan nutrisi yang baik, tetap berisiko membuat penyakit cukup sulit untuk sembuh.

Hal tersebut lantaran tubuh pasien tidak memiliki cukup energi untuk mampu melawan infeksi TB sepenuhnya. Para penderita TB RO membutuhkan protein dalam jumlah yang cukup. Hal ini karena protein merupakan komponen utama sistem kekebalan tubuh dalam menjamin tubuh dapat melawan infeksi lebih baik.

“Selain itu, penderita TB RO membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah banyak. Kekurangan protein dan vitamin akan dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun,” jelasnya (as/dnv).