INDONESIAONLINE – Seiring berkembangnya teknologi, membuat manusia dan internet seolah tidak bisa dipisahkan. Data menyebut, rata-rata masyarakat di Indonesia menghabiskan waktu lebih dari delapan jam untuk mengakses internet.

Pernyataan itu disampaikan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadiskominfo) Kabupaten Malang Ricky Meinardhy melalui Kepala Bidang Komunikasi Johan Dwijo Saputro saat menghadiri agenda Kominfo Hadir (Kohar) Sapa Desa, Kamis (9/3/2023).

“Dari berbagai sumber yang kami himpun, jumlah penduduk di Indonesia ada sekitar 275,3 juta jiwa. Sedangkan jumlah perangkat selular yang aktif ada 370,1 juta,” kata Johan saat menjadi pemateri dalam agenda Kohar Sapa Desa yang diselenggarakan di Balai Desa Tajinan, Kabupaten Malang, Kamis (9/3/2023).

Bergeser pada jumlah pengguna internet di Indonesia, sejak 2010 lalu angkanya terus mengalami peningkatan yang signifikan. Pada 2010 lalu, angka penetrasi internet di Indonesia sebesar 50 juta jiwa.

Jumlah itu terus mengalami peningkatan, di mana 2018 jumlah pengguna internet di Indonesia ada sebanyak 171 juta jiwa. Sedangkan pada Juni 2022 lalu, sejumlah 210 juta jiwa atau setara dengan 77 persen dari jumlah penduduk di Indonesia telah menggunakan internet.

Baca Juga  13 Desa Rentan Pangan di Kabupaten Malang

“Rata-rata dalam sehari pengguna mengakses internet selama delapan jam 36 menit. Artinya 37,5 persen dari durasi 24 jam dalam sehari itu digunakan untuk mengakses internet,” imbuhnya.

Durasi yang telah merenggut waktu masyarakat Indonesia sebanyak 37,5 persen tersebut dihabiskan untuk komunikasi pesan singkat, media sosial, browsing informasi, streaming video dan musik, belanja, sekolah daring, dan bermain game.

Johan menerangkan, penggunaan internet yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia masih didominasi untuk komunikasi pesan singkat yakni sebanyak 54,7 persen. Sedangkan untuk media sosial 49,8 persen, browsing informasi 47,5 persen, streaming video dan musik 31,7 persen, belanja 20,8 persen, sekolah daring 17,5 persen, dan bermain game 14,3 persen.

“Dari data itu bisa diketahui jika penerapan pembelajaran daring (pada saat pandemi Covid-19, red) kemarin, masih kalah dengan penggunaan internet yang digunakan untuk media sosial,” kata Johan.

Atas dasar data itulah, Diskominfo Kabupaten Malang mendorong masyarakat termasuk Pemerintah Desa (Pemdes) untuk melek Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Tujuannya untuk mewujudkan desa digital guna menciptakan Kabupaten Malang yang makmur dan sejahtera. Selaras dengan program yang diusung oleh Bupati Malang HM Sanusi, yakni Malang Makmur.

Baca Juga  Dipelantikan PAW Anggota DPRD, Wali Kota Kediri Ajak Berkolaborasi Emban Amanah Rakyat

“Oleh karena itu Diskominfo Kabupaten Malang menyelenggarakan Kohar Sapa Desa, tujuannya untuk melakukan percepatan atau akselerasi menuju desa digital,” tukasnya.

Sebagaimana yang telah diberitakan, dalam agenda Kohar Sapa Desa seluruh bidang yang ada di Diskominfo Kabupaten Malang turut dilibatkan. Sedangkan untuk jumlah peserta yang hadir sedikitnya ada 50 tamu undangan yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat dan stakeholder yang ada di Kecamatan Tajinan.

Selain memaparkan materi seputar penerapan TIK, pihak penyelenggara yakni Diskominfo Kabupaten Malang juga mengadakan sesi tanya jawab. Dengan demikian kendala yang dialami oleh masyarakat dalam penerapan desa digital bisa diatasi melalui forum diskusi bersama.

Rencananya, agenda Kohar Sapa Desa ini akan dilakukan secara bergantian di seluruh desa yang ada di Kabupaten Malang. Dengan begitu diharapkan akselerasi digitalisasi desa bisa segera terwujud di Kabupaten Malang.