INDONESIAONLINE – Jaringan pengamatan digital yang berada di pos pantau Gunung Kelud di wilayah Kabupaten Blitar mengalami kerusakan yang signifikan. Alat pemantau itu tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya setelah disambar petir. Kerusakan tersebut telah berlangsung selama empat hari terakhir, sejak alat pemantauan itu tersambar petir pada Selasa (05/12/23). Dany Erlangga, seorang Pengamat Gunung Kelud, mengkonfirmasi bahwa alat pemantauan tersebut tak lagi berfungsi sejak saat itu.

“Kerusakan pada alat ini juga memengaruhi transmisi penerima data digital di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA), mengakibatkan kendala dalam proses pemantauan. Saat ini, petugas sedang berupaya memulihkan jaringan transmisi tersebut,” jelas Dany.

Meskipun demikian, proses pemantauan tidak terhenti sepenuhnya karena masih dapat dilakukan secara manual. Pengamat Gunung Kelud menjelaskan bahwa pengawasan manual dengan menggunakan seismograf analog tetap dilakukan untuk merekam aktivitas gempa di sekitar Gunung Kelud sambil menunggu pemulihan jaringan transmisi yang sedang berlangsung.

Baca Juga  Caleg Tarik Lagi Bantuan Paving Desa karena Suaranya Sedikit

Pos pantau Gunung Kelud, terletak dalam radius sekitar 7,5 KM dari bibir kawah dengan ketinggian sekitar 688 MDP di Margomulyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Choirul Huda, seorang petugas jaga di pos pantau itu, bersama rekan sejawatnya, menyaksikan langsung saat petir menyambar alat pemantauan.

“Kejadian seperti itu sudah biasa terjadi di lokasi tersebut, yang rawan tersambar petir. Dia juga menambahkan bahwa router wifi di pos itu bahkan telah rusak tiga kali akibat sambaran petir tahun sebelumnya,” ungkap Huda.

Meskipun jaringan digital mengalami kerusakan, para pengamat menegaskan bahwa hal ini tidak menghambat pemantauan. Namun, dari segi kecepatan dan efisiensi, proses pemantauan menggunakan seismograf analog membutuhkan waktu lebih lama jika dibandingkan dengan metode digital.

Baca Juga  Gibran Sambangi Pengajian Malam Gus Iqdam di Blitar saat Masa Tenang

Pihak pos pantau telah memasang perangkat penangkal petir, namun peralatan ini tidak berfungsi dengan baik di lokasi tersebut. Selain itu, stok peralatan untuk pemeliharaan yang ada di pos tersebut telah habis, sehingga mereka harus mengajukan permintaan ke kantor pusat di Bandung untuk mendapatkan peralatan pengganti.

Hasil pengamatan manual hari ini menunjukkan bahwa tingkat aktivitas Gunung Kelud berada pada level 1 atau kondisi normal. Namun, masyarakat dan wisatawan tetap diimbau untuk tidak mendekati atau memasuki kawasan kawah aktif gunung api Kelud karena potensi aktivitas vulkanik yang dapat terjadi tiba-tiba dan membahayakan keselamatan.