INDONESIAONLINE – Melonjaknya kasus pernafasan dengan penderita anak-anak di Tiongkok dan mulai merembet ke berbagai negara lain jadi sorotan dunia. Beberapa negara bahkan mengkhawatirkan lonjakan kasus pernafasan pneumonia ini.

Hal ini ditambah dengan berbagai unggahan foto anak-anak yang menerima infus di rumah sakit di berbagai media sosial. Sementara media di kota-kota seperti Xian di barat laut mengunggah video rumah sakit yang penuh sesak, sehingga menambah kekhawatiran dunia akan potensi ketegangan pada sistem layanan kesehatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun akhirnya buka suara. WHO belum mendeteksi adanya patogen yang tidak biasa atau baru soal penyakit tersebut. Para dokter serta peneliti kesehatan masyarakat juga mengatakan tidak ada bukti yang bisa mengkhawatirkan dunia.

WHO juga menyampaikan, dari data menunjukkan peningkatan penyakit pernafasan ini terkait dengan pencabutan pembatasan Covid-19 serta peredaran patogen yang diketahui seperti mycoplasma pneumoniae, infeksi bakteri umum yang biasanya menyerang anak-anak dan telah menjangkiti sejak Mei.

Baca Juga  Jangan Disepelekan, Sakit Kepala seperti Ini Bisa Jadi Gejala Covid-19 Omicron

Maria Van Kerkhove, Pimpinan Teknis Covid-19 di WHO mengatakan bahwa pneumonia mikoplasma bukanlah penyakit yang harus dilaporkan ke WHO. Meskipun penyakit ini meningkat selama beberapa bulan terakhir, tetapi sekarang tampaknya menurun.

“Kami melakukan tindak lanjut melalui jaringan klinis kami dan bekerja sama dengan dokter di Tiongkok untuk lebih memahami resistensi terhadap antibiotik yang merupakan masalah di seluruh dunia, namun merupakan masalah khusus di kawasan Pasifik Barat dan Asia Tenggara,” katanya.

Rajib Dasgupta, ahli epidemiologi dan profesor kesehatan masyarakat di Universitas Jawaharlal Nehru di New Delhi, mengatakan bahwa dalam beberapa kasus mungkin ada komplikasi serius dari infeksi yang disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae, tetapi kebanyakan orang akan sembuh tanpa antibiotik.

Baca Juga  Susul Singapura, Kasus Covid RI Naik Tajam

Para dokter di Tiongkok dan para ahli di luar negeri tidak terlalu khawatir dengan situasi di Tiongkok. Mengingat banyak negara lain mengalami peningkatan penyakit pernapasan serupa setelah pelonggaran kebijakan pandemi.

“Kasus-kasus yang kami lihat bukanlah hal yang aneh saat ini. karena gejala batuk, pilek, dan demamnya masih sama. Hal baiknya adalah penyakit ini dapat diobati,” kata Cecille Brion, kepala departemen pediatrik di Raffles, sebuah Grup Medis Beijing.

Van Kerkhove mengatakan peningkatan kasus pernafasan ini juga sudah diperkirakan saat masuk musim dingin seperti saat ini.

“Secara umum, kita melihat adanya peningkatan infeksi pernafasan di seluruh dunia. Kita memang cenderung melihat peningkatan pada anak-anak karena mereka adalah anak-anak usia sekolah, dan di belahan bumi utara saat ini sudah musim gugur. Kita memasuki masa bulan-bulan musim dingin,” pungkas Van Kerkhove (bn/dnv).