INDONESIAONLINE – Mi termasuk makanan yang paling banyak diminati semua kalangan di segala penjuru dunia.

Namun, banyak orang mengatakan mi adalah makanan yang tidak sehat sehingga kita  dianjurkan untuk tidak mengonsumsinya setiap hari.

Tetapi, bagaimana orang Jepang, China, dan Korea tetap sehat meski kerap mengonsumsi mi? Terkait hal itu, dokter Zaidul Akbar punya rahasianya yang jarang diketahui orang.

Dilansir dari kanal Youtube dr Zaidul Akbar Official pada Kamis (8/6/2023), disebutkan bahwa orang China hingga Korea sangat menyukai makanan berbahan dasar tepung ini. Bahkan, porsinya tak tanggung-tanggung.

“Orang Korea, China, Jepang itu konsumsi mereka tidak lepas dari tepung, terutama mi instan. Mi instannya tidak tanggung-tanggung, tapi mereka masih memiliki kualitas kesehatan yang baik. Mengapa?” ujar Zaidul.

Selanjutnya, Zaidul menyebut  kemungkinan besar alasan orang China, Jepang dan Korea sehat adalah kualitas tepung yang bagus. Selain itu, mobilitas keseharian orang Jepang, China, dan Korea dengan berjalan kaki rupanya menjadi alasan utama mereka sehat.

“Apakah kualitas tepungnya berbeda dengan tepung di Indonesia? Wallahualam saya tidak tahu. Tapi di sana orang di Jepang, kalau Anda lihat Jepang itu. Jepang, Hongkong, China itu orangnya suka jalan,” kata Zaidul.

Baca Juga  Minum Air Es Memang Nikmat, tapi Ini Bahayanya

Dia kemudian bercerita mengenai pengalamannya berkunjung ke Hongkong. Ia menyebut penduduk Hongkong lebih banyak menggunakan MRT.

“Benar kan? Kalau Anda yang pernah pergi ke Hongkong itu luar biasa kalau kita naik MRT itu berapa (langkah),” ucap Zaidul.

“Kadang saya menghitung saat datang ke sana, itu sehari hampir 14 ribu langkah saya,” sambungnya.

Kebiasaan ini tentunya berpengaruh pada kesehatan orang China, Jepang dan Korea. Secara tidak sadar, meskipun banyak makan mi, kalorinya terbakar dengan mudah.

“Jauh banget itu 14 ribu. Berapa kilometer itu loh setiap harinya terbakar (kalori mi instan) meskipun gak sehat gitu kan,” ungkap Zaidul.

Sementara masyarakat Indonesia banyak makan dan malas untuk berolahraga. Kebanyakan memilih naik kendaraan pribadi daripada berjalan kaki.

“Masalahnya kan di kebiasaan (orang Indonesia) gitu loh. Jalan jarang, olahraga jarang, puasa jarang, minum air putih jarang,” kata dia.

Baca Juga  Kena Luka Bakar Jangan Diberi Pasta Gigi, Berikut Penjelasan Salah Kaprah Lainnya 

Tak hanya itu. Rahasia lainnya yang membuat sehat adalah banyaknya sayuran dan bawang-bawangan yang dimasukkan ke dalam makanan.

“Dan mereka karakter orang Asia, terutama China, Hongkong, segala macam itu mereka juga banyak dominan (masakan) dengan bawang-bawangan,” ungkap Zaidul.

Rahasia lainnya yakni orang China, Korea, Jepang tidak pernah memanaskan kembali masakan karena memiliki kebiasaan makan langsung dihabiskan. “Mereka sangat demen dengan bawang-bawangan ya dan juga sayuran. Jadi, kalau mereka masak, kebanyakan tidak kayak kita di sana gak ada warteg. Maksudnya itu makanan yang masak selesai habis. Itu yang bagus dimasak bukan dipanaskan,” jelas Zaidul.

Menurut Zaidul, makanan yang terus-menerus dipanaskan tidak baik untuk kesehatan karena menimbulkan oksidasi.  “Semua masakan yang dipanaskan pasti teroksidasi ya. Jadi, memang beda dari kebiasaan. Maka Anda lihat di China, Hongkong jarang lihat orang gemuk. Jarang, terutama di Hongkong gitu kan karena memang mereka kan jalan setiap hari. Jalan itu kayak orang dikejar anjing, cepat. Nah, harusnya kita seperti itu,” pungkas Zaidul. (mut/hel)