INDONESIAONLINE – Gregorius Ronald Tannur, yang  merupakan anak anggota DPR RI Fraksi PKB Edward Tannur, menganiaya Dini Sera Afrianti (29) atau Andini hingga tewas di Surabaya. Ketua Umum (Ketum) PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengaku sudah mendapat laporan itu dan memastikan berpihak kepada korban.

“Anaknya anggota DPR. Sudah, sudah (mendapat laporan dari DPP PKB). Ya pokoknya saya sudah minta kepada teman-teman PKB berpihak kepada korban,” kata Cak Imin usai acara Muskerwil DPW PKB Sumatera Selatan (Sumsel) di Asrama Haji, Kebun Bunga, Palembang, Jumat (6/10/2023).

Cak Imin menyampaikan turut prihatin atas kejadian itu. Dia menegaskan tidak akan berpihak kepada terduga pelaku.

“Saya turut prihatin sedih dan tentu saja saya berpihak kepada korban. Kami tidak akan berpihak kepada pelaku. Jadi, kepada korban dan keluarganya,” katanya.

Cak Imin kemudian mengajak semua pihak turut berempati dan membantu korban. Dia akan mengawal agar pihak korban dipastikan mendapat hak-hak hukum selama kasus tersebut berjalan.

“Silakan mari kita bantu supaya korban dan keluarganya sabar, tabah, segera diproses secara hukum. Kami mem-back up penuh keluarganya supaya mendapatkan hak-hak hukumnya,” kata dia.

Baca Juga  Ini Respons Cak Imin soal KPK Tahan Politikus PKB Terkait Dugaan Korupsi di Kemnaker

Diketahui, kisah pilu dialami Dini yang diduga tewas dianiaya kekasihnya, Ronald, di Blackhole KTV Surabaya.

Pengacara korban menduga, Dini Sera Afrianti alias Andini (29) dianiaya dengan sadis hingga tewas oleh kekasihnya yang berinisial R. Pengacara Dini menyebutkan korban sempat terlindas ban hingga dimasukkan ke bagasi mobil milik R.

Menurut pengacara keluarga korban Dimas Yemahura, Dini diduga dianiaya oleh Ronald di Blackhole KTV Surabaya, pada Rabu (4/10/2023) dini hari. Saat itu, Dini dan Ronald berkaraoke dengan beberapa teman Ronald.

“Antara R dengan Dini ini datang ke Blackhole KTV. Di sana menurut infonya, ada perselisihan. Namun di Blackhole KTV itu sudah terjadi penganiayaan  berat terhadap Andini. Terbukti pada saat itu Andini tergeletak di basement dan direkam Ronald.

Dimas menambahkan, korban yang terkapar bukannya ditolong oleh Ronald. Malah Ronald memvideokan dan menertawakan.

“Terkapar, namun oleh si terlapor ini, saudara R itu malah divideo, ditertawakan dan dia menyampaikan kepada sekuriti bagian keamanan di basemen parkir. Dia bilang ‘nggak tahu dia kena apa, tiba-tiba tidur di situ’,” ungkap Dimas menirukan ucapan Ronald.

Baca Juga  Kasus Kemenaker 2012: Ketum PKB Kemungkinan Diperiksa KPK

Bahkan, Dimas menegaskan, saat kondisi korban terkapar, R berniat meninggalkannya begitu saja.

“Dan indikasi dia akan meninggalkan si korban Saudara D itu yang terkapar di basement itu, ditinggal pergi,” ujar Dimas.

Dimas mengaku ikut serta saat pihak kepolisian melakukan olah TKP awal dan meminta keterangan beberapa saksi. Dari olah TKP, Dimas mendapati fakta bahwa korban diduga sempat terlindas ban mobil milik Ronald.

“Bahkan korban ini lengannya terinjak, ada bekas ban. Tangan sebelah kanan kalau nggak salah. Ada bekasnya, kok,” ujar Dimas.

Dimas juga sempat menyayangkan beberapa tindakan petugas keamanan di lokasi yang tidak segera mengamankan terlapor. Saat itu, Ronald langsung memasukkan korban ke bagasi mobilnya. Dini kemudian diketahui tewas dalam perjalanan ke rumah sakit. Sedangkan Ronald sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polrestabes Surabaya. (mut/hel)