INDONESIAONLINE – Para korban gempa Maroko masih banyak yang menjerit menunggu bantuan pemerintah yang tak kunjung datang.

Korban gempa di desa-desa Amazigh, atau Berber, hampir seminggu tinggal di tenda-tenda kecil atau di bawah lembaran plastik. Mereka khawatir masuk rumah karena gempa susulan dapat merusak rumah mereka yang sudah rusak.

“Kami, suku Amazigh, merasa seperti orang asing di negeri sendiri. Kami merasa terpinggirkan. Orang-orang di sini membutuhkan bantuan. Mereka merasa seolah-olah sendirian,” kata Radouen Oubella (20), warga desa Azermoun di lansir dari Reuters.

Dia menyampaikan bahwa suku Amazigh telah lama diabaikan di negara mayoritas Arab ini. Adapun pemerintah mengatakan bahwa mereka melakukan segala yang mereka bisa untuk membantu semua korban gempa bumi.

Baca Juga  Jumlah Permintaan Evakuasi Binatang Liar di Kabupaten Malang Meningkat

Korban gempa Maroko lainnya warga Azermoun mengatakan, orang-orang menderita akibat gempa bumi ini. Mereka tidak punya apa-apa.

“Kami hanya hidup dari udara. Kami membutuhkan tenda dan selimut,” ungkapnya.

Mereka juga mengungkapkan keprihatinan bahwa saat hujan, lembah tempat mereka tinggal bisa tergenang banjir.

Terpisah, istana kerajaan menyampaikan akan segera menyediakan tempat tinggal dan memberikan bantuan keuangan sebesar 30.000 dirham (Rp 125,3 juta) kepada rumah tangga yang terdampak.

Selain itu, mereka berjanji memberikan bantuan rekonstruksi sebesar 140.000 dirham (Rp 585,1 juta) untuk rumah yang runtuh dan 80.000 dirham (Rp 334,3 juta) untuk rumah yang rusak.

Meskipun begitu, di desa-desa Amazigh, tampaknya belum ada bantuan dari pihak berwenang. Bahkan dilaporkan oleh Reuters belum ada tanda-tanda bahwa kehidupan akan kembali normal dalam waktu dekat.

Baca Juga  Ada Ancaman Bom, Pelita Air Batal Terbang dari Bandara Juanda

Gempa bumi dengan kekuatan 6,8 skala Richter yang mengguncang Pegunungan Atlas Tinggi pada Jumat (8/9/2023) lalu telah menyebabkan 2.946 orang meninggal dan 5.674 lainnya terluka.

Menurut data resmi terbaru, gempa bumi kali ini adalah gempa bumi paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960 dan yang paling kuat sejak setidaknya tahun 1900 (bn-ga/dnv).