Rektor Unisma Prof Maskuri Beri Wejangan 3.567 Maba

INDONESIAONLINE – Universitas Islam Malang (Unisma) mengelar Rapat Senat Terbuka dalam rangka Orientasi Studi dan Kehidupan Kampus (Oshika) bagi Mahasiswa Baru (Maba) tahun 2023, Senin (18/9/2023). Oshika Maba Unisma ini diikuti oleh 3.567 mahasiswa baru dan akan berlangsung hingga 20 September 2023.

Rektor Unisma, Prof Dr Maskuri MSi menjelaskan, bahwa hari ini merupakan sejarah penting bagi Unisma untuk menerima mahasiswa baru tahun akademik 2023/2024. Momen ini juga menjadi momen bersejarah para mahasiswa dalam menapaki dunia baru, dengan predikat sebagai mahasiswa.

4

Predikat ini, menurutnya sungguh banyak diidam-idamkan oleh anak-anak bangsa yang memiliki visi jauh ke depan, untuk menimba ilmu, mengasah hard skill dan soft skill, memperbaiki akhlak dan moral, agar hidupnya mampu memberikan manfaat dan kontribusi besar untuk menjadi pemimpin perubahan, mengubah budaya dan peradaban Indonesia serta dunia.

“Saudara adalah anak negeri yang beruntung. Saat ini, hanya sekitar 10-15 persen penduduk seusia saudara yang dapat menikmati bangku pendidikan tinggi. Bersyukurlah kepada Allah atas kesempatan mewah ini! Saat ini, Saudara tidak lagi bergelar ‘siswa’, Saudara adalah ‘mahasiswa, siswa yang maha, siswa yang besar. Saudara mempunyai tanggung jawab besar. Seperti kata Paman Ben Parker, pamannya Spider Man, “with great power comes great responsibility”,” katanya.

3

Masa depan yang akan dihadapi akan lebih menantang. Karenanya, dibutuhkan persiapan diri dari para  mahasiswa. Unisma akan berusaha memberikan yang terbaik dalam mengembangkan hardskill dan softskill para mahasiswa. Namun, tanpa peran aktif para mahasiswa sendiri, hasilnya tentu tidak akan optimal.

Baca Juga  RSI Unisma Layani Vaksin Meningitis, Tarif Terjangkau Layanan Prima

Di Unisma akan belajar disiplin ilmu-ilmu pilihan dan juga agama. Karenanya, ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai harus diimbangi dengan pemahaman agama yang baik. Keduanya saling melengkapi. Terlebih Prof Maskuri menyampaikan perkataan  Einstein, “ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu akan lumpuh”. Hal ini juga yang dipesankan oleh Mohammad Hatta dalam pidatonya.

3

“Beliau berpesaan, “wujud Perguruan Tinggi Islam ialah membentuk ulama’ yang berpengetahuan dalam berpendidikan luas serta mempunyai semangat dinamis. Hanya ulama yang seperti itulah yang bisa menjadi pendidik yang sebenarnya dalam masyarakat. Di Perguruan Tinggi Islam itu akan bertemu agama dengan ilmu, dalam suasana kerjasama yang membimbing masyarakat ke dalam kesejahteraan,” katanya.

Selian kegiatan akademik, beragam aktivitas untuk meningkatkan pemahaman keberagamaan, mulai dari Halaqoh Diniyah, Kuliah Agama, Kajian Islam interdisipliner, Latihan Kepemimpinan Ahlussunnah Wal Jama’ah dan pesantrenisasi
akan menjadi kegiatan yang akan ditemukan  para mahasiswa Unisma.

4

Selama studi di Unisma, mahasiswa akan mempunyai banyak pilihan aktivitas selain di kelas dan laboratorium. Mahasiswa hanya perlu mengidentifikasi minat, mulai dari olahraga, kesenian, kewirausahaan, protokoler, PMI/KSR, paduan suara, kamapala  dan pengembangan diri lainnya.

Banyak sekali Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang siap menyambut para mahasiswa baru dengan suka cita dalam mengembangkan bakat dan minatnya, bahkan organisasi mahasiswa ekstra kampuspun  (Omek) siap menyambutnya, seperti PMII.

Pihaknya juga meminta agar para mahasiswa meluangkan waktu unruk belajar berorganisasi. Melalui hal ini, akan banyak pengalaman yang didapat, bauak dal hal sosialisasi, komunikasi, manajemen waktu, manajemen konflik, memiliki strategi, membangun mental, tanggung jawab, jejaring dan kerjasama dan seterusnya.

Baca Juga  OJK Berusia 12 Tahun, OJK Mengajar Digelar di Unisma

“Organisasi adalah simulasi dunia nyata. Softskill saudara akan terasah di sana. Jika ini dilakukan dengan serius, saudara sudah pada jalur yang tepat untuk bermetamorfosis menjadi insan ulul albab,” paparnya.

Lebih lanjut, Prof Maskuri menjelaskan, bahwa nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah adalah akar Unisma. Akar ini haruslah menghunjam sanubari para mahasiswa agar nantinya memberikan dampak positif bagi kehidupannya setelah lulus studi. Para mahasiswa akan mempunyai waktu yang cukup untuk mengasah diri. 3,5 atau 4 tahun memang waktu yang sangat pendek untuk menuntut ilmu, tetapi waktu yang sangat panjang untuk disia-siakan. Unruk itu, pihaknya menegaskan agar para mahasiswa tidak mensia-siakan waktu studinya.

“Karenanya, mulai hari ini, jadilah pembelajar sejati yang pandai mengelola waktu dan diri, untuk menggapai masa depan gemilang yang penuh prestasi,” paparnya.

Kembali pihaknya menegaskan, bahwa inilah saatnya menemukan harta karun dalam diri para mahasiswa. Kenali dan lesatkan potensi mahasiswa seoptimal mungkin. Mempersiapkan masa depan menjadi sebuah hal hal yang tak bisa disepelekan.

“Hari ini, tanamkan tekad untuk siap meninggalkan masa Suram itu. Menjadi mahasiswa adalah peluang emas untuk menempa diri. Status mahasiswa adalah kesempatan terbaik untuk memperluas perspektif dan memperluas jauh horizon, agar menjadi agen perubahan, sumber inovasi dan kreatifitas, tenaga professional, pemimpin perubahan dan menjadi warga bangsa yang bertanggungjawab,” tambahnya.