INDONESIAONLINE  – Serangkaian gempa dangkal yang terjadi di Laut Jawa pada Jumat (22/3) masih menjadi perbincangan publik. Selain mengakibatkan kerusakan, gempa Bawean juga memunculkan semburan air panas di salah satu halaman sekolah di Bawean.

Seperti diunggah oleh akun Instagram @inijawatimur, terlihat di halaman sekolah SMP-SMA Islamiyah Bawean, muncul air dari tanah maupun sela-sela paving. Bahkan air yang keluar menyebabkan area halaman tempat upacara sekolah tersebut tergenang cukup luas.

Dalam keterangan akun tersebut, munculnya air panas di halaman sekolah di Jalan Raya Tambak Bawean, Tambak, Kabupaten Gresik itu terjadi setelah gempa bumi susulan ketiga.

“Beredar video, muncul semburan air panas dari tanah di daerah Bawean Gresik setelah gempa kemarin,” tulis keterangan akun tersebut.

Sontak unggahan itu pun menuai beragam respons dari warganet. Banyak warganet yang menebak-nebak fenomena munculnya air panas dari tanah tersebut.

“Efek air tanah dipanaskan baik oleh magma dangkal (batuan cair) atau melalui sirkulasi melalui patahan ke batuan panas jauh di dalam kerak bumi,” @fito*****.

“Pulau Bawean memang kebanyakan dikelilingi oleh pegunungan. Namun bukan gunung yang tipe punya kawah gitu. Mirip2 kayak di batu laahh. Beberp sumber mata airnya juga digunakan sama penduduk setempat disana,” @tiar***.

Baca Juga  Kiai Ghofur Tetap Tenang Ceramah Saat Diguncang Gempa Bawean

“Akan muncul gunung berapi sepertinya,” @adi****.

Meski begitu belum diketahui secara pasti kebenaran dari munculnya air panas dari tanah di sekitaran halaman sekolah SMP-SMA Islamiyah Bawean tersebut.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, update hingga Jumat (23/3) pukul 18.21 WIB, susulan gempa Bawean terus berlanjut hingga terjadi sebanyak 64 kali. Di mana serangkaian gempa tersebut bersamaan dengan terjadinya gempa utama berkekuatan Magnitudo 5,9 dan Magnitudo 6,5.

“Rangkaian gempa Bawean sudah 49 kali,” tulis Daryono pada Jumat (22/3) pukul 17.58 WIB.

“Update Gempa Bawean Jatim sampai dengan (22/3/2024) jam 18:21:27 Wib. Sebanyak 64 gempa,” imbuhnya.

Menurut Daryono, gempa yang terjadi pada Jumat (22/3) pukul 15.52 WIB, Magnitudo 6,5 termasuk dalam serangkaian gempa utama di Laut Jawa yang sebelumnya terjadi Magnitudo 5,9.

“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa (utama) ini memiliki parameter update M6,5. Episenter pada koordinat 5,92° LS ; 112,35° BT, atau tepatnya di laut 114 Km arah Timur Laut Tuban dgn kedalaman 12 km,” tulis Daryono.

Baca Juga  Gempa Dahsyat 7,0 SR Landa Perbatasan Tiongkok-Kyrgyzstan

“Gempa M6,5 yg terjadi ini merupakan bagian rangkaian gempabumi Laut Jawa M5,9 yang terjadi pada pukul 11:22:45 WIB. Hingga pukul 16.15 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 22 (dua puluh dua) aktivitas gempabumi,”sambung keterangan Daryono.

Adapun berdasarkan laporan dari masyarakat gempa bumi M 6,5 ini menimbulkan kerusakan di Pulau Bawean hingga Surabaya. Meski begitu, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

“Gempa M6,5 ini dirasakan di P. Bawean dengan intensitas V-VI MMI, Blora, Madura, Gresik, Surabaya, Kab. Banjar dengan skala intensitas III-IV MMI, Mojokerto, Banjar Baru, Sampit, Banjarmasi, Martapura, Balikpapan, Malang, Lumajang, Madiun, Nganjuk, Jepara, Rembang II-III MMI,” jelas keterangan Daryono.

Menurut Daryono serangkaian gempa yang terjadi di Laut Jawa tersebut merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa M6,5 yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Jawa. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan geser ( strike-slip),” pungkas Daryono. (bin/hel)